1. Yang memperkuat, menopang dan menumbuhkan cinta dalam keluarga adalah firman Tuhan, jadi yang menyebabkan “cinta yang benar” adalah firman Tuhan.
2. Ketika seorang ayah mencintai keluarganya, ia akan berusaha dan bekerja dalam Kristus untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan tidak semata-mata kerja yang diutamakan sampai melupakan keluarga. Tidak semata-mata mencari uang untuk sekolah anaknya tetapi lupa bahwa anaknya butuh didikan dan kasih sayang. Dalam pertumbuhannya seorang anak dalam masa usia 0 sampai SMA butuh diajari cara berbicara yang baik, cara bergaul yang baik, mengasihi dengan baik, dan kepandaian yang baik.
3. Ketika mengalami kekurangan dalam hal ekonomi, sang istri tidak semata-mata mengomel tetapi dengan penuh cinta memotivasi suami supaya tetap kuat, mengatur keuangan supaya cukup dan membawa persoalan tersebut dalam doa setiap hari bersama keluarga (anak-anak juga di ajar ikut berdoa)
4. Ketika anak melakukan kesalahan, tidak serta-merta marah dengan umpatan dan pukulan. Tetapi kemarahan dengan dasar kasih tanpa umpatan yang menyakitkan, supaya tidak timbul dendam dihati anak. Tujuan kemarahan itu adalah menginginkan anaknya diselamatkan dari jalannya yang salah, dan kemarahan tersebut harus disertai dengan doa yang mendalam untuk anak-anaknya.
5. Ketika dalam keluarga salah satu ada yang salah. Selesaikanlah itu dengan penuh kasih tanpa mengatakan: engkau tidak layak menjadi Ayah/Ibu/Anak. Tetapi katakanlah: kami tetap mengasihimu, dan menerimamu apa adanya, marilah bersama-sama kita berubah dengan berjaga-jaga serta berdoa supaya kita tidak jatuh lagi dalam dosa yang sama.
6. Dalam keluarga tidak ada yang sempurna. Oleh karenanya, jangan menuntut perubahan langsung 100% terhadap anak2, maupun pasangan (kerapihan, kebersihan, dan kesehatan), kecuali hal yang prisnsip (selingkuh tipis-tipis, perselingkuhan, seks bebas, narkoba, rokok-sejauh yang saya tahu).
7. Keluarga bukanlah ajang politik, sehingga diperlukan saling keterbukaan dan komunikasi yang manis
8. Dan ketika orang tua menginginkan dihormati oleh menantu dan anaknya menghormati menantu kelak; orang tua harus memberi teladan bagi anaknya bagaimana menjadi seorang menantu yang baik
9. Prinsipnya apapun yang terjadi Tuhan Yesus tetap mengasihi keluarga, sehingga sejelek-jeleknya engkau:
a. Engkau tetap ayahku/ibuku yang kami kasihi
b. Engkau tetap anak kami yang kami kasihi
c. Engkau tetap cucu kami yang kami kasihi
d. Engkau tetap mertua kami yang kami kasihi
e. Engkau tetap menantu kami yang kami kasihi
Karena Tuhan Yesus menempatkan setiap orang di posisi masing2 dalam hubungan keluarga.
Salam Hangat: Pak Dhe Iwan