Keindahan Gereja di kota lama Semarang |
Dalam
perjalanan gereja dari sejak berdirinya sampai saat ini, menunjukkan adanya
perkembangan yang signifikan dalam pengorganisasian dan manajemennya. Sungguh
sebuah tantangan baru sekaligus jalan menuju pengembangan organisasi. Tatkala
muncul permasalahan di dalam jemaat karena para janda tidak terlayani dengan
baik. Terjadilah sebuah peristiwa penting yakni, manajemen organisasi yang
berkembang (Kis. 6:1-7). Para rasul sebagai pemimpin dalam jemaat, meminta
kepada jemaat supaya mengangkat tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus untuk
dapat menangani pelayanan kepada para janda miskin. Dengan demikian, para rasul
dapat berfokus pada pelayanan firman dan doa. Ketujuh orang yang dipilih jemaat
mula-mula ini adalah embrio dari jabatan sebagai penatua yang akhirnya
berkembang hingga saat ini. Keberadaan penatua tentunya sangatlah penting bagi
jemaat. Oleh karena itu syarat untuk menjadi penatua pun ditentukan dengan
ketat (I Tim. 3:1-7; Titus 1:5-9). Tentunya dengan syarat yang tertulis dalam
Alkitab, penatua diharapkan dapat menghasilkan penatua yang cakap melalui
pemuridan atau penggembalaan. Jadi secara singkatnya dapat dikatakan bahwa
penatua hendaknya melahirkan penatua.
Oleh karena itu dalam pesan-pesan
rasul Paulus yang terakhir kepada para penatua dari Efesus ditegaskan bahwa: "Karena
itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan
Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya
dengan darah Anak-Nya sendiri" (Ay. 28). Intinya jelas, bahwa peranan
penatua dikelompokkan menjadi dua. Tugas yang pertama ialah menjaga diri –
integritas pribadi. Dapat dimengerti bahwa integritas pribadi ini termasuk
menjaga iman, kesalehan hidup dan kasih persaudaraan sesuai firman Tuhan. Tugas
yang kedua ialah menjaga seluruh kawanan – penggembalaan. Menggembalakan jemaat
termasuk didalamnya menyebarluaskan dan menjaga ajaran yang sehat sesuai firman
Tuhan. Karena akan banyak serangan yang muncul baik dari luar maupun dari dalam
jemaat untuk mencerai-beraikan kawanan domba Allah (Ay. 29-30). Maka peranan
penatua dalam jemaat haruslah dilaksanakan dengan baik, supaya jemaat
terlindungi dari ajaran yang memutarbalikkan kebenaran firman Allah. Kedua tugas
tersebut dapat dikatakan utama dalam gereja. Dalam hal inilah, tugas untuk
menjaga kawanan domba Allah dilaksanakan bersama-sama dengan Pendeta jemaat.
Disamping itu, tugas pelayanan sosial juga mengiringi tugas penggembalaan. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaannya dijalankan oleh diaken. Sebagaimana diketahui
bahwa Tuhan Yesus dan para rasul senantiasa melayankan firman Tuhan dan juga
memberikan pelayanan sosial. Tuhan Yesus berkata: “Kamu harus memberi mereka
makan” (Mark. 6:37). Inilah para pelayan Tuhan, ada jabatan sebagai diaken,
penatua, dan pendeta. Ketiga jabatan ini bukan jabatan antara karyawan dan
atasan. Namun lebih kepada rekan sekerja dengan fungsi masing-masing yang
saling mendukung untuk pertumbuhan gereja.
Dalam pemahaman jemaat GITJ, tentunya
mengenal tiga jabatan gerejawi ini. Dalam pelaksanaannya disebut sebagai
Majelis jemaat. Namun perlu dipertegas kembali bahwa dalam Majelis ada diaken,
penatua, dan pendeta. Ketiganya berbeda namun sama-sama kawan sekerja Allah.
Allah sendiri yang menetapkannya (Ay.28, 32; bdg. I Kor. 3:9). Dengan memahami
ini, maka Majelis jemaat akan dimampukan oleh Allah untuk melaksanakan
tugasnya. Tentunya dalam melaksanakan tugas, setiap Majelis membutuhkan
dukungan dan doa dari jemaat. Sehingga Allah bekerja secara optimal melalui
alat-Nya – Majelis Jemaat. Mari bersama kita mendukung dan mendoakan Majelis
yang terpilih. Sebab dalam kemajelisan ada yang menanam, ada yang menyiram, dan
ada pula yang memperhatikan dalam jemaat Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar