Sabtu, 28 Februari 2015

Peranan Penting Majelis dalam Jemaat Tuhan - Kisah Para Rasul 20:28-32

Keindahan Gereja di kota lama Semarang

Dalam perjalanan gereja dari sejak berdirinya sampai saat ini, menunjukkan adanya perkembangan yang signifikan dalam pengorganisasian dan manajemennya. Sungguh sebuah tantangan baru sekaligus jalan menuju pengembangan organisasi. Tatkala muncul permasalahan di dalam jemaat karena para janda tidak terlayani dengan baik. Terjadilah sebuah peristiwa penting yakni, manajemen organisasi yang berkembang (Kis. 6:1-7). Para rasul sebagai pemimpin dalam jemaat, meminta kepada jemaat supaya mengangkat tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus untuk dapat menangani pelayanan kepada para janda miskin. Dengan demikian, para rasul dapat berfokus pada pelayanan firman dan doa. Ketujuh orang yang dipilih jemaat mula-mula ini adalah embrio dari jabatan sebagai penatua yang akhirnya berkembang hingga saat ini. Keberadaan penatua tentunya sangatlah penting bagi jemaat. Oleh karena itu syarat untuk menjadi penatua pun ditentukan dengan ketat (I Tim. 3:1-7; Titus 1:5-9). Tentunya dengan syarat yang tertulis dalam Alkitab, penatua diharapkan dapat menghasilkan penatua yang cakap melalui pemuridan atau penggembalaan. Jadi secara singkatnya dapat dikatakan bahwa penatua hendaknya melahirkan penatua.
Oleh karena itu dalam pesan-pesan rasul Paulus yang terakhir kepada para penatua dari Efesus ditegaskan bahwa: "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri" (Ay. 28). Intinya jelas, bahwa peranan penatua dikelompokkan menjadi dua. Tugas yang pertama ialah menjaga diri – integritas pribadi. Dapat dimengerti bahwa integritas pribadi ini termasuk menjaga iman, kesalehan hidup dan kasih persaudaraan sesuai firman Tuhan. Tugas yang kedua ialah menjaga seluruh kawanan – penggembalaan. Menggembalakan jemaat termasuk didalamnya menyebarluaskan dan menjaga ajaran yang sehat sesuai firman Tuhan. Karena akan banyak serangan yang muncul baik dari luar maupun dari dalam jemaat untuk mencerai-beraikan kawanan domba Allah (Ay. 29-30). Maka peranan penatua dalam jemaat haruslah dilaksanakan dengan baik, supaya jemaat terlindungi dari ajaran yang memutarbalikkan kebenaran firman Allah. Kedua tugas tersebut dapat dikatakan utama dalam gereja. Dalam hal inilah, tugas untuk menjaga kawanan domba Allah dilaksanakan bersama-sama dengan Pendeta jemaat. Disamping itu, tugas pelayanan sosial juga mengiringi tugas penggembalaan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya dijalankan oleh diaken. Sebagaimana diketahui bahwa Tuhan Yesus dan para rasul senantiasa melayankan firman Tuhan dan juga memberikan pelayanan sosial. Tuhan Yesus berkata: “Kamu harus memberi mereka makan” (Mark. 6:37). Inilah para pelayan Tuhan, ada jabatan sebagai diaken, penatua, dan pendeta. Ketiga jabatan ini bukan jabatan antara karyawan dan atasan. Namun lebih kepada rekan sekerja dengan fungsi masing-masing yang saling mendukung untuk pertumbuhan gereja.

Dalam pemahaman jemaat GITJ, tentunya mengenal tiga jabatan gerejawi ini. Dalam pelaksanaannya disebut sebagai Majelis jemaat. Namun perlu dipertegas kembali bahwa dalam Majelis ada diaken, penatua, dan pendeta. Ketiganya berbeda namun sama-sama kawan sekerja Allah. Allah sendiri yang menetapkannya (Ay.28, 32; bdg. I Kor. 3:9). Dengan memahami ini, maka Majelis jemaat akan dimampukan oleh Allah untuk melaksanakan tugasnya. Tentunya dalam melaksanakan tugas, setiap Majelis membutuhkan dukungan dan doa dari jemaat. Sehingga Allah bekerja secara optimal melalui alat-Nya – Majelis Jemaat. Mari bersama kita mendukung dan mendoakan Majelis yang terpilih. Sebab dalam kemajelisan ada yang menanam, ada yang menyiram, dan ada pula yang memperhatikan dalam jemaat Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...