Amsal
3:9-10
Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama
dari segala penghasilanmu,
maka
lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana
pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
I.
Pendahuluan
Mempermuliakan Tuhan dengan harta dan
hasil terbaik yang dimiliki telah diteladankan oleh bapa-bapa leluhur dalam
Alkitab. Sebagaimana dapat diperhatikan melalui persembahan Habel. Persembahan
yang dihaturkan kepada Allah adalah yang terbaik dari yang Habel miliki (anak
sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya) – Kej.4:4. Dari apa yang telah
dilakukan oleh Habel, maka nyata bahwa Habel sedang menghormati Allah dengan
hartanya. Dengan berbagai cara kita dapat menunjukkan rasa hormat kita kepada
Allah. Bukan hanya melalui hasil pemikiran, perbuatan baik, dan tenaga, namun
juga harta kita. Oleh karenanya, sebagai orang-orang yang ditebus oleh Tuhan;
baiklah kita memuliakan, menghormati Tuhan juga dengan harta. Sebab segala
sesuatu yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, dan semua anugerah Tuhan
harus ditujukan untuk kemuliaan Tuhan.
Konsep untuk menghaturkan harta
terbaik atau hasil pertama dari segala penghasilan akhirnya dijadikan sebagai
perintah Allah kepada umat-Nya. Dapat dilihat pada Keluaran 23:19, “Yang
terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kau bawa ke dalam rumah
TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam susu induknya”. Dapat
dipahami bersama bahwa perintah ini diberikan Allah dengan tujuan supaya bangsa
Israel mengutamakan Tuhan: taat dengan penuh kasih kepada Allah. Bahkan dapat
dimengerti bersama bahwa Allah memberikan janji berkat-Nya ketika orang percaya
bersedia menghormati Tuhan dengan harta yang dimiliki. Tuhan berfirman melalui
Maleakhi demikian: “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” (Malaekhi 3:10).
Berkenaan dengan memberikan
persembahan terbaik dengan harta, juga ditulis oleh Penulis Amsal. Dalam Amsal
3:9-10, diberikan arahan bagi setiap orang yang mengasihi Tuhan. Bahwa setiap
orang yang mengasihi Tuhan, bersedia untuk memuliakan Tuhan dengan hasil
terbaik yang dimiliki. Bahkan ada janji yang diberikan, atas kesungguhan umat
yang mengutamakan Tuhan. Namun bagaimana kita dapat mempermuliakan Tuhan dengan
harta kita?
II. Bagaimana kita dapat Mempermuliakan
Tuhan dengan Harta Kita?
- Dihaturkan kepada Tuhan melalui Gereja (ay. 9)
Dalam ayat 9, jelas bahwa kata
“muliakanlah” sama maknanya dengan “hormatilah”. Dalam konteks ini, memulikan
atau menghormati Allah dapat diaktualisasikan dengan cara mempersembahkan kepada
Tuhan di Rumah Tuhan (Gereja). Tuhan telah mendirikan jemaat sebagai wadah bagi
tiap-tiap orang percaya untuk dapat saling bertumbuh di dalam Tuhan dan
menyatakan kasih. Sehingga setiap persembahan yang ada, dipersembahkan kepada
Tuhan melalui Gereja (Kel.23:19).
Dalam Malekhi 3:10, Tuhan
menjelaskan adanya tujuan dalam persembahan. Tujuannya supaya “Ada persediaan makanan
di Rumah Tuhan”. Apa maksudnya? Dalam Rumah Tuhan (gereja) ada beberapa sektor
yang membutuhkan dana, ini bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Akan
tetapi hendaknya dapat dimengerti dengan benar. Bahwa dalam gereja ada kaum
Lewi (pelayan-pelayan Tuhan) yang tidak memiliki tanah warisan. Melalui
persembahan tersebut, bukan berarti hamba Tuhan yang dikenyangkan namun ini
adalah perintah Tuhan yang mengandung berkat. Siapa yang menghormati utusan
Tuhan, dia yang akan menerima berkat dari Tuhan (I Raj. 17: 14-17 & 22). Dalam
hal persembahan, kaum Lewi (pelayan-pelayan Tuhan) menerima kesempatan untuk
menerima perpuluhan dan memberikan perpuluhan kepada Tuhan (Ibrani 7:8-10). Jangan
sampai para Lewi meninggalkan tugas pelayanan dan bekerja di ladangnya karena
tidak ada persembahan yang dihaturkan ke Rumah Tuhan (Nehemia 13:10-12). Demikian
juga janda-janda atau jemaat yang kesripahan
membutuhkan uluran tangan kita melalui persembahan kasih (Kis. 6:1-4). Lagi
tentang pengembangan program gereja, juga dibutuhkan dana untuk menggerakkannya
melalui persembahan (Ezra 2:68).
Perlu diingat, bahwa gereja
bukanlah sebuah perkumpulan sosial sehingga para pelayan Tuhan harus “mengemis
dan memohon” atau secara halusnya “menggali dana ditempat sendiri” itu pun
terkadang hanya sedikit yang diterima. Bukan itu, tetapi yang benar adalah hari
ini firman Tuhan disampaikan barangsiapa bersedia taat menghaturkan yang
terbaik kepada Tuhan melalui Gereja, berarti ialah orang yang memuliakan Allah
dengan hartanya. Kehidupannya, keluarganya, dan gerejanya akan merasakan-mengalami
berkat-berkat Allah.
2. Dengan menghaturkan
hasil terbaik dari karya yang benar (ay. 9)
Selanjutnya,
dalam rangka menghormati Tuhan tentunya pemberian kita tidaklah serelanya atau
sekedarnya. Seperti orang yang memberi sesuatu kepada pengemis. Persembahan
yang ditujukan untuk menghormati Tuhan, tentu mengarah pada satu tujuan yakni
pemberian yang terbaik. Seorang yang hendak menghormati tamunya dalam acara
pesta, pasti memberikan yang terbaik dari yang ia miliki (Yoh. 2:10).
Tentunya
bukan hanya hasil terbaik yang dikejar, tetapi caranya mendapatkan harta juga
harus diperhatikan. Mendapatkan harta dengan cara yang benar adalah kehendak
Tuhan, maka kita juga harus memberikan yang terbaik dari hasil karya yang benar
(3:6). Bagaimana caranya, tentu dengan mengakui keberadaan Tuhan dalam
sepanjang apa yang kita kerjakan. Menundukan diri pada ketaatan untuk hidup
kudus dan saleh untuk menghasilkan buah adalah lebih berharga. Dari pada
bekerja dengan penuh tipu muslihat untuk mendapatkan banyak keuntungan. Dengan
demikian, kepada Tuhan kita harus memberikan yang terbaik dari hasil karya yang
benar. Sebagai salah satu contohnya ialah persembahan perpuluhan (Malaekhi
3:10). Melalui persembahan perpuluhan setiap umat Tuhan dituntun untuk hidup
mengutamakan Tuhan melalui hasil karya yang benar.
3. Dihaturkan kepada
Tuhan dengan ketulusan (ps. 3:5, bdg. 2 Korintus 9:7)
Pemberian
yang terbaik tentunya dilakukan dengan penuh ketulusan kepada Tuhan, bukan
dengan terpaksa. Ketulusan untuk menghaturkan yang terbaik, dilandasi oleh
kepercayaan kepada Tuhan. Seseorang mampu utuk tulus memberi karena ia percaya
akan janji Tuhan (ay. 5). Dalam ayat 10, firman Tuhan menjanjikan kelimpahan dalam kehidupan orang yang menghaturkan persembahan yang terbaik dengan ketulusan. Dengan demikian mustahil bagi orang yang tidak
percaya pada firman Tuhan untuk melakukan perintah Tuhan ini. Mungkin bisa,
namun tidak ikhlas. Harus dimengerti bahwa harta kita bukanlah milik kita, Ulangan
8:17 memberikan gambaran untuk kita tetap rendah hati bahwa harta kita adalah
karunia Tuhan. Oleh karenanya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak
mempersembahkan persembahan dengan hati yang tulus.
II.
Perenungan
Ada sebuah nasihat bijaksana yang
diberikan oleh penulis Amsal, bahwa: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah
kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa
banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan
diberi minum” (Amsal 11:24-25). Mari kita perhatikan nasihat tersebut, apakah
nasihat tersebut ada kaitannya dengan Tuhan? Tentu ada, sebagaimana dalam pasal
11:31 demikian: “Kalau
orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang
berdosa!”. Dengan demikian jelas dapat kita ketahui, siapa yang akan memberi
kelimpahan dan hukuman; Dialah Tuhan. Oleh karena itu, selama ada di bumi ini
pun, setiap orang percaya dapat menerima berkat-berkat dari Tuhan. Ketika kita
mengutamakan Tuhan, Tuhan tidak melalaikan kita. Marilah bersama kita buktikan janji
firman Tuhan yang tertulis dalam Amsal 3:9-10.