Do
not be stiff-necked, as your fathers were; submit to the Lord. Come to the
sanctuary, which he has consecrated forever. Serve the Lord your God, so that
his fierce anger will turn away from you. If you return to the Lord, then your
brothers and your children will be shown compassion by their captors and will
come back to his land, for the Lord your God is gracious and compassionate. He
will not turn his face from you if you return to him (2 Chronicles 30: 8-9)
“..Janganlah
tegar-tengkuk sebagaimana nenek moyangmu dulu; tunduklah kepada TUHAN.
Datanglah ke altar dekat mezbah (tempat
yang telah dikuduskan-Nya). Layanilah TUHAN, supaya kedahsyatan
murka Allah undur dari padamu. Karena bilamana kamu kembali kepada Tuhan, maka
saudara-saudaramu dan anak-anakmu akan mendapat belas kasihan dari orang-orang
yang menawan mereka, sehingga mereka kembali ke negerinya, sebab Tuhan Allahmu
pengasih dan penyayang; ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu,
bilamana kamu kembali kepadanya.” (2 Taw. 30:8-9)
Teryata
budaya tegar tengkuk sudah mendarah daging pada bangsa Israel pada zaman
Hiskia. Bangsa Israel ada yang menyembah berhala, bahkan mendirikan mezbah
untuk berhala-berhala mereka di wilayah kerajaan Israel. Padahal, bangsa Israel
sudah diakui sebagai bangsa yang dikasihi oleh Allah. Kemungkinan, bangsa
Israel telah lupa bahwa Allah Abraham, Ishak dan Yakub telah melepaskan nenek
moyang mereka dari perbudakan ditanah Mesir dan memberi mereka tanah Kanaan
yang subur serta melimpah susu dan madunya. Bangsa Israel telah terlena dengan
kenikmatan duniawi pada masa itu, sehingga berubah menjadi tidak setia kepada
Allah. Sebentar setia dan sebentar lagi tidak setia…
Yang
menjadi pertanyaannya adalah: ”Bagaimana dengan kehidupan kita? Masihkah kita
berlaku setia?”
Kita telah berada di dunia yang menawarkan banyak
kenikmatan instan, namun yang ujungnya membawa kepada maut. Perselingkuhan,
korupsi, narkoba, free sex, dunia
gemerlap, dll. Hal-hal demikian dapat menjadi berhala-berhala modern, sehingga
mulai membuat orang sulit untuk percaya kepada janji firman Tuhan. Orang
percaya dulunya berkata: “Tuhan Engkaulah segalanya di dalam hidupku”, namun
ketika terhanyut oleh nikmatnya dunia, mulailah ia berkata: “uang adalah
segalanya bagiku”, sehingga sulit untuk pergi beribadah kepada Tuhan, atau
mungkin beribadah tetapi dijadikan sebagai syarat sebagai orang Kristen. Di
tengah dunia yang sedemikian ini…masihkah kita menjadi orang percaya yang
setia?
Pada
waktu itu bangsa Israel diingatkan kembali oleh TUHAN melalui Hizkia. Hizkia
yang tulus dan takut akan Tuhan Allah. Hizkia yang tetap berada di dalam
anugerah Tuhan meskipun, bangsanya
berada di luar Tuhan. Namun saat ini firman Tuhan yang kekal dan relevan dari
dahulu sampai sekarang, kembali mengingatkan supaya kita tidak tegar tengkuk-keras
kepala. Lawan dari tegar tengkuk adalah tetap setia kepada Allah. Tetap setia
kepada Allah meskipun dunia mengatakan “rugi bila mengikut Kristus”, tetap
setia meskipun ujian besar dan tertekan. Intinya adalah tetap setia karena ada
berkat di dalamnya. Firman Tuhan mengajarkan: TUHAN Allah menyediakan berkat
bagi setiap orang yang tidak tegar tengkuk atau setia kepada-Nya.
Sebelum kita menyelidiki apa berkat bagi orang yang
setia kepada Allah, terlebih dahulu kita mau mengerti…seperti apakah yang
dinamakan tetap setia kepada Allah? Mari kita bersama belajar dan membuka hati
untuk diajar firman Tuhan.
Bukti bahwa seseorang memiliki kesetiaan kepada Allah
adalah:
1. Menyerah kepada Allah;….Serahkanlah
dirimu kepada TUHAN-
Dalam hal ini kata serahkanlah berarti “perintah”
yang tak dapat ditawar lagi. Dalam terjemahan NIV: submit berarti menyerah, tunduk, taat, tanpa ada gerutu yang keluar
dari mulut. Sebagaimana tawanan perang yang telah kalah dan siap diperintah
untuk melakukan apapun, tidak ada pemberontakan lagi. Sebab di luar Tuhan, kita
hanya berada di dalam maut. Hanya ada pilihan, ikuti perintah atau
mati; hidup kekal atau neraka. Sebagimana ikan
akan menderita, bila berada di luar kolam, demikianlah kehidupan kita bila
berada di luar Tuhan.
Kekasih Tuhan, firman Tuhan itu transrasional dan
dapat diinsafi melalui iman. Tekadang ada dalih yang muncul untuk menyalahkan
Tuhan dan mencoba untuk keluar dari kebaikan Tuhan, ketika firman Tuhan yang
berupa perintah atau janji tidak sesuai dengan jalan pemikiran kita. Kita
maunya Tuhan bekerja menurut cara kita, kita tidak bertanya, namun memaksa,
seolah-olah cara kita lebih hebat sekaligus logis tur realistis, dan nylekuthis.
Inilah penyebab bangsa Israel sulit untuk menikmati janji Tuhan.
Zaman sekarang anak muda, bahkan orang tua beranggapan
bahwa - free sex tidak ada masalah yang penting tidak hamil.
Korupsi tidak apa-apa yang penting anakku makan. Narkoba tidak apa-apa yang
penting enjoy. Selingkuh tidak
apa-apa yang penting tidak ketahuan. Firman Tuhan sudah mulai dikompromikan
dengan dosa…apakah menurut kita hal itu benar? Ya…hal itu benar…tetapi
benar-benar menyakitkan hati Allah. Kekasih Tuhan, pernahkah kita mencoba lari
dari Tuhan…? Namun yang kita dapati adalah ketidakbahagiaan?
Memang Tuhan Allah memberikan kasih karunia sehingga
dosa kita diampuni, namun apakah itu merupakan kesempatan bagi kita untuk
berbuat dosa lebih banyak lagi? Ingatlah! Bila kita tidak menginginkan hidup
kita sia-sia, maka janganlah kita menyia-nyiakan kasih karunia Allah. Kita akan
menyesal bila terus-menerus berbuat dosa tanpa menghiraukan untuk menyerah
kepada Allah. Kita akan menyesal bila tidak menyerah kepada Allah. Kekasih
Tuhan, firman Tuhan jelas dan tegas, tak ada manipulasi. Menyerahlah tanpa
syarat kepada Tuhan, jangan ada pemberontakan lagi. Alkitab mengingatkan anda,
seolah-olah anda berada di dalam gedung bertingkat yang sebentar lagi akan
runtuh dalam hitungan detik, menyingkirlah! Anda yang berada dalam kubangan
lumpur dosa keluarlah! Jangan tawar-menawar dengan dosa! Firman Tuhan membuat
anda bahagia, bukan celaka! Allah sangat mengasihi Anda, apapun keadaan Anda
saat ini. Tuhan Allah tidak mau anda hancur oleh dosa! Allah mengasihi Anda,
Dia tidak membuang orang yang datang padanya dengan hati yang hancur…
Serahkanlah dirimu kepada Allah, minta ampun pada-Nya …renungkan firman
Tuhan…baca Alkitab setiap hari…berdoalah
dan taatilah! Itulah yang namanya menyerah kepada Allah.
2. Beribadah Kepada Allah
Yang Benar;….Datanglah ke altar dekat mezbah
(tempat yang telah
dikuduskan-Nya).
Ciri kedua, orang yang
setia kepada Allah adalah rindu beribadah kepada Allah Yang Benar. Bangsa
Israel di ingatkan, supaya datang beribadah hanya kepada Allah Abraham, ishak,
dan yakub. Mengapa? Karena beribadah kepada Allah adalah penting bagi kehidupan
kita di dunia yang jahat dan keras ini. Tanpa beribadah kepada Tuhan Allah,
kita tidak dapat mengenal Allah. Tanpa beribadah kepada Allah kita akan menjadi
orang yang menyedihkan. Tanpa beribadah kepada Allah, kita akan merasa bahwa
dosa itu nikmat. Tanpa beribadah kepada Allah kita akan tertawa dalam
kesedihan…dan pada akhirnya kita tahu, bahwa kita celaka bila tidak beribadah
kepada Allah. Namun terlambat, karena
penyesalan mungkin akan terjadi ketika berada di neraka. Sebagaimana tertulis
dalam kitab Lukas: ada seorang kaya yang menghabiskan masa hidupnya untuk
menikmati kekayaannya, dan tidak memperdulikan Lazarus yang miskin, ia tidak
mengenal Allah Abraham, Ishak, dan Yakub; ia tidak sungguh-sungguh beribadah
kepada Allah. Sehingga ketika mati, orang kaya itu sangat menyesal karena ia
sedang merasakan kengerian yang luar biasa di neraka.
Saudara, bila saat ini
kita masih hidup, berarti Allah masih bersabar terhadap kita. Allah menunggu
pertobatan kita. Mengapa Allah masih mengingatkan bangsa Israel supaya
beribadah hanya kepada-Nya? Jawabnya adalah: Allah mengasihi bangsa Israel,
Allah masih bersabar. Allah tetap setia pada firman-Nya.
Perhatikan, pada waktu
itu, sebagian besar bangsa Israel membangun mezbah bagi baal, bukan bagi Tuhan.
Mereka lebih percaya baal dari pada Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Pada waktu
itu bangsa Israel memilih beribadah kepada baal daripada kepada Allah. Betapa
sakitnya hati Allah? Bagaimana Allah tidak menangis dengan hal ini? Orang
Kristen yang diberkati Tuhan dengan kecukupan, keberhasilan panennya,
keberhasilan bisnisnya, kenaikan pangkatnya, dan keberhasilan lainnya malah
melupakan Allah. Lebih asyik berkubang dalam harta daripada tenggelam dalam
firman Allah saat beribadah. Firman Allah yang kita dapatkan sewaktu ibadah
adalah sumber berkat, sukacita, kebahagiaan kita. Mengapa sebagian dari kita
lebih suka berkubang dalam harta daripada dalam sumber kebahagiaan kita? Apakah
harta adalah sumber kebahagiaan kita? Bukankah harta tanpa kebahagiaan dalam
rumah tangga adalah kesia-siaan belaka? Bukankah harta tanpa kesehatan adalah
duka batin? Bila kita sudah mengetahui bahwa harta tanpa kebahagiaan adalah
luka batin yang menganga, mengapa kita tidak mencari kebahagiaan yang di
dalamnya kita bisa menikmati harta? Saudara kekasih, sumber kebahagiaan kita
hanya satu yaitu firman Allah Yang Hidup. Dari manakah kita mendapatkannya?
Kita mendapatkannya ketika kita datang beribadah kepada Tuhan Yesus. Oleh
karena itu jangan menyepelekan ibadah! Ibadah itu penting untuk kehidupan kita.
Bukan semata-mata kehidupan rohani saja, tetapi jasmani juga diberkati!
Buktinya sampai hari ini kita masih bisa hidup. Bisakah kita meremehkan
kehidupan yang Tuhan berikan? Tidak bisa, buktinya dengan bebas kita bernafas
tanpa membayar. Sampai2 kita diselamatkan dari mautpun tanpa memberi upah
kepada Sang Penyelamat kita. Mari tetap beribadah kepada Tuhan, hari Tuhan
makin mendekat, janganlah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Mari kita saling mengingatkan dan saling menguatkan, supaya iman kita masih
tetap terjaga sampai Tuhan Yesus datang sebagai Raja Yang Agung (Ibr. 10:37-38).
3. Melayani Allah;
“…Serve the Lord your God…”(NIV)
Kekasih Tuhan, apa sebenarnya yang terjadi dalam
kehidupan bangsa Israel? Sehingga raja Hizkia menyerukan kepada seluruh bani
Israel untuk melayani Allah?
Keadaan bani Israel pada waktu itu sedang menyembah
berhala, dewa-dewa, baal, bahkan ada yang mendua hati; menyembah Allah dan
dewa. Sehingga, secara otomatis bangsa Israel yang tersebar di berbagai wilayah
sudah tidak lagi melayani Allah.
Sudah berapa banyak diantara kita yang mulai
meninggalkan Allah dan tidak lagi melayani Allah? Mungkin kita kecewa terhadap
pemimpin rohani yang juga masih manusia berdosa, sehingga tidak mau melayani di
gereja dan parahnya tidakmau lagi datang beribadah. Seberapa banyak dari kita
yang tidak lagi mau melayani Tuhan karena sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan
demi mengejar uang? Ada seberapa banyak diantara kita yang meninggalkan Tuhan
dan tidak mau melayani Tuhan karena perkawinan?
Sebagai umat Allah yang telah mengaku percaya kepada Tuhan
Yesus, marilah bersama kita setia kepada Allah. Apapun masalah yang kita hadapi,
tetaplah setia kepada-Nya. Teruslah berserah kepada Allah, tetaplah beribadah kepada-Nya,
dan sedialah untuk melayani-Nya. Karena Tuhan Yesus sendiri berjanji bahwa orang
yang setia sampai akhir akan mendapatkan berkat kemuliaan dari Tuhan sendiri.