Kamis, 06 Februari 2014

Berkat Kesetiaan Kepada Tuhan



Do not be stiff-necked, as your fathers were; submit to the Lord. Come to the sanctuary, which he has consecrated forever. Serve the Lord your God, so that his fierce anger will turn away from you. If you return to the Lord, then your brothers and your children will be shown compassion by their captors and will come back to his land, for the Lord your God is gracious and compassionate. He will not turn his face from you if you return to him (2 Chronicles 30: 8-9)
“..Janganlah tegar-tengkuk sebagaimana nenek moyangmu dulu; tunduklah kepada TUHAN. Datanglah ke altar dekat  mezbah  (tempat  yang telah dikuduskan-Nya). Layanilah TUHAN, supaya kedahsyatan murka Allah undur dari padamu. Karena bilamana kamu kembali kepada Tuhan, maka saudara-saudaramu dan anak-anakmu akan mendapat belas kasihan dari orang-orang yang menawan mereka, sehingga mereka kembali ke negerinya, sebab Tuhan Allahmu pengasih dan penyayang; ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepadanya.” (2 Taw. 30:8-9)

Teryata budaya tegar tengkuk sudah mendarah daging pada bangsa Israel pada zaman Hiskia. Bangsa Israel ada yang menyembah berhala, bahkan mendirikan mezbah untuk berhala-berhala mereka di wilayah kerajaan Israel. Padahal, bangsa Israel sudah diakui sebagai bangsa yang dikasihi oleh Allah. Kemungkinan, bangsa Israel telah lupa bahwa Allah Abraham, Ishak dan Yakub telah melepaskan nenek moyang mereka dari perbudakan ditanah Mesir dan memberi mereka tanah Kanaan yang subur serta melimpah susu dan madunya. Bangsa Israel telah terlena dengan kenikmatan duniawi pada masa itu, sehingga berubah menjadi tidak setia kepada Allah. Sebentar setia dan sebentar lagi tidak setia…
Yang menjadi pertanyaannya adalah: ”Bagaimana dengan kehidupan kita? Masihkah kita berlaku setia?”

Kita telah berada di dunia yang menawarkan banyak kenikmatan instan, namun yang ujungnya membawa kepada maut. Perselingkuhan, korupsi, narkoba, free sex, dunia gemerlap, dll. Hal-hal demikian dapat menjadi berhala-berhala modern, sehingga mulai membuat orang sulit untuk percaya kepada janji firman Tuhan. Orang percaya dulunya berkata: “Tuhan Engkaulah segalanya di dalam hidupku”, namun ketika terhanyut oleh nikmatnya dunia, mulailah ia berkata: “uang adalah segalanya bagiku”, sehingga sulit untuk pergi beribadah kepada Tuhan, atau mungkin beribadah tetapi dijadikan sebagai syarat sebagai orang Kristen. Di tengah dunia yang sedemikian ini…masihkah kita menjadi orang percaya yang setia?

Pada waktu itu bangsa Israel diingatkan kembali oleh TUHAN melalui Hizkia. Hizkia yang tulus dan takut akan Tuhan Allah. Hizkia yang tetap berada di dalam anugerah Tuhan meskipun,  bangsanya berada di luar Tuhan. Namun saat ini firman Tuhan yang kekal dan relevan dari dahulu sampai sekarang, kembali mengingatkan supaya kita tidak tegar tengkuk-keras kepala. Lawan dari tegar tengkuk adalah tetap setia kepada Allah. Tetap setia kepada Allah meskipun dunia mengatakan “rugi bila mengikut Kristus”, tetap setia meskipun ujian besar dan tertekan. Intinya adalah tetap setia karena ada berkat di dalamnya. Firman Tuhan mengajarkan: TUHAN Allah menyediakan berkat bagi setiap orang yang tidak tegar tengkuk atau setia kepada-Nya.

Sebelum kita menyelidiki apa berkat bagi orang yang setia kepada Allah, terlebih dahulu kita mau mengerti…seperti apakah yang dinamakan tetap setia kepada Allah? Mari kita bersama belajar dan membuka hati untuk diajar firman Tuhan.
Bukti bahwa seseorang memiliki kesetiaan kepada Allah adalah:

1.     Menyerah kepada Allah;….Serahkanlah dirimu kepada TUHAN-
Dalam hal ini kata serahkanlah berarti “perintah” yang tak dapat ditawar lagi. Dalam terjemahan NIV: submit berarti menyerah, tunduk, taat, tanpa ada gerutu yang keluar dari mulut. Sebagaimana tawanan perang yang telah kalah dan siap diperintah untuk melakukan apapun, tidak ada pemberontakan lagi. Sebab di luar Tuhan, kita hanya berada di dalam  maut. Hanya ada pilihan, ikuti perintah atau mati; hidup kekal atau  neraka. Sebagimana ikan akan menderita, bila berada di luar kolam, demikianlah kehidupan kita bila berada di luar Tuhan.
Kekasih Tuhan, firman Tuhan itu transrasional dan dapat diinsafi melalui iman. Tekadang ada dalih yang muncul untuk menyalahkan Tuhan dan mencoba untuk keluar dari kebaikan Tuhan, ketika firman Tuhan yang berupa perintah atau janji tidak sesuai dengan jalan pemikiran kita. Kita maunya Tuhan bekerja menurut cara kita, kita tidak bertanya, namun memaksa, seolah-olah cara kita lebih hebat sekaligus logis tur realistis, dan nylekuthis. Inilah penyebab bangsa Israel sulit untuk menikmati janji Tuhan.

Zaman sekarang anak muda, bahkan orang tua beranggapan bahwa - free sex  tidak ada masalah yang penting tidak hamil. Korupsi tidak apa-apa yang penting anakku makan. Narkoba tidak apa-apa yang penting enjoy. Selingkuh tidak apa-apa yang penting tidak ketahuan. Firman Tuhan sudah mulai dikompromikan dengan dosa…apakah menurut kita hal itu benar? Ya…hal itu benar…tetapi benar-benar menyakitkan hati Allah. Kekasih Tuhan, pernahkah kita mencoba lari dari Tuhan…? Namun yang kita dapati adalah ketidakbahagiaan?

Memang Tuhan Allah memberikan kasih karunia sehingga dosa kita diampuni, namun apakah itu merupakan kesempatan bagi kita untuk berbuat dosa lebih banyak lagi? Ingatlah! Bila kita tidak menginginkan hidup kita sia-sia, maka janganlah kita menyia-nyiakan kasih karunia Allah. Kita akan menyesal bila terus-menerus berbuat dosa tanpa menghiraukan untuk menyerah kepada Allah. Kita akan menyesal bila tidak menyerah kepada Allah. Kekasih Tuhan, firman Tuhan jelas dan tegas, tak ada manipulasi. Menyerahlah tanpa syarat kepada Tuhan, jangan ada pemberontakan lagi. Alkitab mengingatkan anda, seolah-olah anda berada di dalam gedung bertingkat yang sebentar lagi akan runtuh dalam hitungan detik, menyingkirlah! Anda yang berada dalam kubangan lumpur dosa keluarlah! Jangan tawar-menawar dengan dosa! Firman Tuhan membuat anda bahagia, bukan celaka! Allah sangat mengasihi Anda, apapun keadaan Anda saat ini. Tuhan Allah tidak mau anda hancur oleh dosa! Allah mengasihi Anda, Dia tidak membuang orang yang datang padanya dengan hati yang hancur… Serahkanlah dirimu kepada Allah, minta ampun pada-Nya …renungkan firman Tuhan…baca  Alkitab setiap hari…berdoalah dan taatilah! Itulah yang namanya menyerah kepada Allah.

2. Beribadah Kepada Allah Yang Benar;….Datanglah ke altar dekat  mezbah  (tempat  yang telah dikuduskan-Nya).
Ciri kedua, orang yang setia kepada Allah adalah rindu beribadah kepada Allah Yang Benar. Bangsa Israel di ingatkan, supaya datang beribadah hanya kepada Allah Abraham, ishak, dan yakub. Mengapa? Karena beribadah kepada Allah adalah penting bagi kehidupan kita di dunia yang jahat dan keras ini. Tanpa beribadah kepada Tuhan Allah, kita tidak dapat mengenal Allah. Tanpa beribadah kepada Allah kita akan menjadi orang yang menyedihkan. Tanpa beribadah kepada Allah, kita akan merasa bahwa dosa itu nikmat. Tanpa beribadah kepada Allah kita akan tertawa dalam kesedihan…dan pada akhirnya kita tahu, bahwa kita celaka bila tidak beribadah kepada Allah. Namun terlambat,  karena penyesalan mungkin akan terjadi ketika berada di neraka. Sebagaimana tertulis dalam kitab Lukas: ada seorang kaya yang menghabiskan masa hidupnya untuk menikmati kekayaannya, dan tidak memperdulikan Lazarus yang miskin, ia tidak mengenal Allah Abraham, Ishak, dan Yakub; ia tidak sungguh-sungguh beribadah kepada Allah. Sehingga ketika mati, orang kaya itu sangat menyesal karena ia sedang merasakan kengerian yang luar biasa di neraka.
Saudara, bila saat ini kita masih hidup, berarti Allah masih bersabar terhadap kita. Allah menunggu pertobatan kita. Mengapa Allah masih mengingatkan bangsa Israel supaya beribadah hanya kepada-Nya? Jawabnya adalah: Allah mengasihi bangsa Israel, Allah masih bersabar. Allah tetap setia pada firman-Nya.
Perhatikan, pada waktu itu, sebagian besar bangsa Israel membangun mezbah bagi baal, bukan bagi Tuhan. Mereka lebih percaya baal dari pada Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Pada waktu itu bangsa Israel memilih beribadah kepada baal daripada kepada Allah. Betapa sakitnya hati Allah? Bagaimana Allah tidak menangis dengan hal ini? Orang Kristen yang diberkati Tuhan dengan kecukupan, keberhasilan panennya, keberhasilan bisnisnya, kenaikan pangkatnya, dan keberhasilan lainnya malah melupakan Allah. Lebih asyik berkubang dalam harta daripada tenggelam dalam firman Allah saat beribadah. Firman Allah yang kita dapatkan sewaktu ibadah adalah sumber berkat, sukacita, kebahagiaan kita. Mengapa sebagian dari kita lebih suka berkubang dalam harta daripada dalam sumber kebahagiaan kita? Apakah harta adalah sumber kebahagiaan kita? Bukankah harta tanpa kebahagiaan dalam rumah tangga adalah kesia-siaan belaka? Bukankah harta tanpa kesehatan adalah duka batin? Bila kita sudah mengetahui bahwa harta tanpa kebahagiaan adalah luka batin yang menganga, mengapa kita tidak mencari kebahagiaan yang di dalamnya kita bisa menikmati harta? Saudara kekasih, sumber kebahagiaan kita hanya satu yaitu firman Allah Yang Hidup. Dari manakah kita mendapatkannya? Kita mendapatkannya ketika kita datang beribadah kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu jangan menyepelekan ibadah! Ibadah itu penting untuk kehidupan kita. Bukan semata-mata kehidupan rohani saja, tetapi jasmani juga diberkati! Buktinya sampai hari ini kita masih bisa hidup. Bisakah kita meremehkan kehidupan yang Tuhan berikan? Tidak bisa, buktinya dengan bebas kita bernafas tanpa membayar. Sampai2 kita diselamatkan dari mautpun tanpa memberi upah kepada Sang Penyelamat kita. Mari tetap beribadah kepada Tuhan, hari Tuhan makin mendekat, janganlah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita. Mari kita saling mengingatkan dan saling menguatkan, supaya iman kita masih tetap terjaga sampai Tuhan Yesus datang sebagai Raja Yang Agung (Ibr. 10:37-38).

3.       Melayani Allah; “…Serve the Lord your God…”(NIV)
Kekasih Tuhan, apa sebenarnya yang terjadi dalam kehidupan bangsa Israel? Sehingga raja Hizkia menyerukan kepada seluruh bani Israel untuk melayani Allah?
Keadaan bani Israel pada waktu itu sedang menyembah berhala, dewa-dewa, baal, bahkan ada yang mendua hati; menyembah Allah dan dewa. Sehingga, secara otomatis bangsa Israel yang tersebar di berbagai wilayah sudah tidak lagi melayani Allah.
Sudah berapa banyak diantara kita yang mulai meninggalkan Allah dan tidak lagi melayani Allah? Mungkin kita kecewa terhadap pemimpin rohani yang juga masih manusia berdosa, sehingga tidak mau melayani di gereja dan parahnya tidakmau lagi datang beribadah. Seberapa banyak dari kita yang tidak lagi mau melayani Tuhan karena sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan demi mengejar uang? Ada seberapa banyak diantara kita yang meninggalkan Tuhan dan tidak mau melayani Tuhan karena perkawinan?

Sebagai umat Allah yang telah mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, marilah bersama kita setia kepada Allah. Apapun masalah yang kita hadapi, tetaplah setia kepada-Nya. Teruslah berserah kepada Allah, tetaplah beribadah kepada-Nya, dan sedialah untuk melayani-Nya. Karena Tuhan Yesus sendiri berjanji bahwa orang yang setia sampai akhir akan mendapatkan berkat kemuliaan dari Tuhan sendiri.

Kebebasan Kristen (Galatia 5:22-23)


Ada sebuah  Negara yang sudah memisahkan diri dari NKRI, dan merdeka, yakni Timor Leste. Namun seiring berjalannya waktu, kemerdekaan yang sudah diraih menghasilkan buah yang pahit. Hal ini disebabkan oleh sekelompok warga Negara yang tidak mengisi kemerdekaan dengan hal yang baik. Sehingga hanya membawa kepada kehancuran Negara. Seharusnya sebagai warga yang sudah dimerdekakan, mereka membangun secara merdeka dan berlomba-lomba, bukannya merusak secara merdeka, sehingga kemerdekaan Negara menjadi sia-sia.
Demikian juga halnya kehidupan kita sebagai orang yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Kita telah dimerdekakan dari belenggu maut oleh Kristus Yesus ketika kita percaya. Namun demikian, bukan berarti kita secara bebas dan merdeka untuk melakukan tabiat dosa. Oleh kasih karunia melalui iman kita diselamatkan, bukan berarti keselamatan itu murah! Dengan darah yang kudus, kita telah lunas ditebus, maka tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan tabiat dosa secara merdeka, sampai pada akhirnya kita menyia-nyiakan kasih karunia yang telah kita terima.
Sebagaimana rasul Paulus menasihati jemaat di Galatia melalui suratnya dalam pimpinan Roh Kudus; bahwa kebebasan Kristen tidak boleh dijadikan alasan untuk menuruti tabiat dosa. Secara khusus Galatia 5:22:23 rasul Paulus memberikan batasan bagi kebebasan Kristen. Kebebasan yang menuju kemuliaan- bukannya kehancuran. Ada 2 hal kebebasan, yakni kebebasan untuk melakukan tabiat dosa dan kebebasan Kristen. Kebebasan untuk melakukan tabiat dosa dimiliki oleh orang yang menyia – nyiakan kasih karunia Kristus dan ingin menghancurkan dirinya dalam api, sedangkan kebebasan Kristen menjadikan orang percaya semakin serupa dengan Kristus Yesus. Melalui Galatia 5:22-23 kita akan bersama belajar mengenai kebebasan Kristen, di mana kita dapat menemukan beberapa indikator yang menyatakan seseorang berada dalam kebebasan Kristen, yakni:

  1. Kasih
  2. Sukacita
  3. Damai sejahtea
  4. Kesabaran
  5. Kemurahan
  6. Perbuatan baik
  7. Kesetiaan
  8. Kelemahlembutan
  9. Penguasaan diri

Melalui kesembilan indikator tersebut kita dapat secara bebas melakukannya, dan kita tidak dilarang untuk melakukannya. Tidak ada masalah, sunat atau tidak, makan atau tidak, namun kesembilan indikator inilah yang menjadi pengarah kita hidup dalam kebebasan Kristen, sehingga kita tidak menyia-nyiakan kasih karunia Kristus. Sebagamana Negara merdeka berlomba untuk membangun, demikian juga kita, mari kita miliki ke-9 indikator kebebasan Kristen, dan kita akan menikmati betapa indahnya kerajaan Allah.

Jadilah Peniru-peniru Kristus (Efesus 5:1-2)



Dalam beberapa waktu terakhir ini, berbagai media cetak maupun elektronik banyak memuat berita tentang bencana alam yang terjadi di Indonesia. Ada banjir yang terjadi di Manado dan kota Jakarta. Selain itu gunung Sinabung yang meletus di Sumatera Utara juga sempat membuat masyarakat sekitarnya hampir kehilangan mata pencaharian. Secara tak terduga, jalur  transportasi Semarang – Pati juga terputus oleh karena banjir yang melanda daerah Kudus dan Pati. Semua bencana yang terjadi mengingatkan kita, bahwa manusia itu terbatas. Sehingga tak seorangpun kebal terhadap penderitaan dan masalah hidup.
Demikian juga Tuhan Yesus, ketika berada di dunia. Dia mengalami yang namanya penderitaan dan permasalahan hidup layaknya manusia berdosa (meskipun Tuhan Yesus tidak berbuat dosa). Namun ketika penderitaan dan masalah hidup menekan, kasih Tuhan Yesus tidak pudar. Ia tetap mengasihi pelacur, penipu, penghianat, dan pendosa lainnya. Tuhan Yesus tetap menunjukkan kasih-Nya bagi mereka semua. Sehingga para pendosa itu diampuni dosanya, dan oleh Roh Kudus mereka dijadikan sebagai penurut-penurut Allah. Penderitaan apapun tak menghalangi mereka untuk tetap menjadi penurut-penurut Allah.
Diketahui bersama kata “penurut-penurut” dalam ayat 1, memiliki arti peniru (an imitator). Dalam pemahaman ini, kita diperintahkan untuk menjadi penirunya Tuhan Yesus. Sehingga dapat dipahami bahwa sebagai orang Kristen, harus menjadi penirunya Tuhan Yesus dalam hal kasih dan ketaatan (ay.2). Setiap orang yang mengaku percaya kepada Kristus, harus membuktikan imannya melalui perbuatan baik kepada sesama dan ketaatannya terhadap perintah Tuhan. Karena setiap orang yang taat kepada Tuhan, pasti mengasihi sesamanya. Dan setiap orang yang mengasihi sesamanya harus bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Dengan demikian, marilah kita menjadi peniru Kristus. Tuhan Yesus mengasihi setiap orang tanpa pandang bulu, dan Ia taat menggenapi firman Allah tanpa menolak. Kita mengerti bersama bahwa kadang cuaca buruk itu terjadi. Tetapi Tuhan tidak menciptakan cuaca buruk untuk menghentikan kita beribadah kepada-Nya. Tuhan mengizinkan masalah terjadi, tetapi Tuhan tidak menciptakan masalah untuk membuat kita berhenti melayani. Tuhan mengizinkan hambatan dan masalah terjadi dalam hidup kita, supaya kita terbukti menjadi peniru Kristus yang layak menerima mahkota Kehidupan.

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...