Ada sebuah Negara
yang sudah memisahkan diri dari NKRI, dan merdeka, yakni Timor Leste. Namun
seiring berjalannya waktu, kemerdekaan yang sudah diraih menghasilkan buah yang
pahit. Hal ini disebabkan oleh sekelompok warga Negara yang tidak mengisi
kemerdekaan dengan hal yang baik. Sehingga hanya membawa kepada kehancuran
Negara. Seharusnya sebagai warga yang sudah dimerdekakan, mereka membangun
secara merdeka dan berlomba-lomba, bukannya merusak secara merdeka, sehingga kemerdekaan
Negara menjadi sia-sia.
Demikian juga halnya kehidupan
kita sebagai orang yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Kita telah
dimerdekakan dari belenggu maut oleh Kristus Yesus ketika kita percaya. Namun
demikian, bukan berarti kita secara bebas dan merdeka untuk melakukan tabiat
dosa. Oleh kasih karunia melalui iman kita diselamatkan, bukan berarti
keselamatan itu murah! Dengan darah yang kudus, kita telah lunas ditebus, maka
tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan tabiat dosa secara merdeka, sampai
pada akhirnya kita menyia-nyiakan kasih karunia yang telah kita terima.
Sebagaimana rasul Paulus
menasihati jemaat di Galatia melalui suratnya dalam pimpinan Roh Kudus; bahwa
kebebasan Kristen tidak boleh dijadikan alasan untuk menuruti tabiat dosa. Secara
khusus Galatia 5:22:23 rasul Paulus memberikan batasan bagi kebebasan Kristen. Kebebasan yang
menuju kemuliaan- bukannya kehancuran. Ada 2 hal kebebasan, yakni kebebasan untuk
melakukan tabiat dosa dan kebebasan Kristen. Kebebasan untuk melakukan tabiat
dosa dimiliki oleh orang yang menyia – nyiakan kasih karunia Kristus dan ingin
menghancurkan dirinya dalam api, sedangkan kebebasan Kristen menjadikan orang
percaya semakin serupa dengan Kristus Yesus. Melalui Galatia 5:22-23 kita akan
bersama belajar mengenai kebebasan Kristen, di mana kita dapat menemukan
beberapa indikator yang menyatakan seseorang berada dalam kebebasan Kristen,
yakni:
- Kasih
- Sukacita
- Damai sejahtea
- Kesabaran
- Kemurahan
- Perbuatan baik
- Kesetiaan
- Kelemahlembutan
- Penguasaan diri
Melalui kesembilan indikator tersebut kita dapat
secara bebas melakukannya, dan kita tidak dilarang untuk melakukannya. Tidak
ada masalah, sunat atau tidak, makan atau tidak, namun kesembilan indikator
inilah yang menjadi pengarah kita hidup dalam kebebasan Kristen, sehingga kita
tidak menyia-nyiakan kasih karunia Kristus. Sebagamana Negara merdeka berlomba
untuk membangun, demikian juga kita, mari kita miliki ke-9 indikator kebebasan
Kristen, dan kita akan menikmati betapa indahnya kerajaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar