Kamis, 06 Februari 2014

Kebebasan Kristen (Galatia 5:22-23)


Ada sebuah  Negara yang sudah memisahkan diri dari NKRI, dan merdeka, yakni Timor Leste. Namun seiring berjalannya waktu, kemerdekaan yang sudah diraih menghasilkan buah yang pahit. Hal ini disebabkan oleh sekelompok warga Negara yang tidak mengisi kemerdekaan dengan hal yang baik. Sehingga hanya membawa kepada kehancuran Negara. Seharusnya sebagai warga yang sudah dimerdekakan, mereka membangun secara merdeka dan berlomba-lomba, bukannya merusak secara merdeka, sehingga kemerdekaan Negara menjadi sia-sia.
Demikian juga halnya kehidupan kita sebagai orang yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Kita telah dimerdekakan dari belenggu maut oleh Kristus Yesus ketika kita percaya. Namun demikian, bukan berarti kita secara bebas dan merdeka untuk melakukan tabiat dosa. Oleh kasih karunia melalui iman kita diselamatkan, bukan berarti keselamatan itu murah! Dengan darah yang kudus, kita telah lunas ditebus, maka tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan tabiat dosa secara merdeka, sampai pada akhirnya kita menyia-nyiakan kasih karunia yang telah kita terima.
Sebagaimana rasul Paulus menasihati jemaat di Galatia melalui suratnya dalam pimpinan Roh Kudus; bahwa kebebasan Kristen tidak boleh dijadikan alasan untuk menuruti tabiat dosa. Secara khusus Galatia 5:22:23 rasul Paulus memberikan batasan bagi kebebasan Kristen. Kebebasan yang menuju kemuliaan- bukannya kehancuran. Ada 2 hal kebebasan, yakni kebebasan untuk melakukan tabiat dosa dan kebebasan Kristen. Kebebasan untuk melakukan tabiat dosa dimiliki oleh orang yang menyia – nyiakan kasih karunia Kristus dan ingin menghancurkan dirinya dalam api, sedangkan kebebasan Kristen menjadikan orang percaya semakin serupa dengan Kristus Yesus. Melalui Galatia 5:22-23 kita akan bersama belajar mengenai kebebasan Kristen, di mana kita dapat menemukan beberapa indikator yang menyatakan seseorang berada dalam kebebasan Kristen, yakni:

  1. Kasih
  2. Sukacita
  3. Damai sejahtea
  4. Kesabaran
  5. Kemurahan
  6. Perbuatan baik
  7. Kesetiaan
  8. Kelemahlembutan
  9. Penguasaan diri

Melalui kesembilan indikator tersebut kita dapat secara bebas melakukannya, dan kita tidak dilarang untuk melakukannya. Tidak ada masalah, sunat atau tidak, makan atau tidak, namun kesembilan indikator inilah yang menjadi pengarah kita hidup dalam kebebasan Kristen, sehingga kita tidak menyia-nyiakan kasih karunia Kristus. Sebagamana Negara merdeka berlomba untuk membangun, demikian juga kita, mari kita miliki ke-9 indikator kebebasan Kristen, dan kita akan menikmati betapa indahnya kerajaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...