Dalam beberapa
waktu terakhir ini, berbagai media cetak maupun elektronik banyak memuat berita
tentang bencana alam yang terjadi di Indonesia. Ada banjir yang terjadi di
Manado dan kota Jakarta. Selain itu gunung Sinabung yang meletus di Sumatera
Utara juga sempat membuat masyarakat sekitarnya hampir kehilangan mata
pencaharian. Secara tak terduga, jalur
transportasi Semarang – Pati juga terputus oleh karena banjir yang
melanda daerah Kudus dan Pati. Semua bencana yang terjadi mengingatkan kita,
bahwa manusia itu terbatas. Sehingga tak seorangpun kebal terhadap penderitaan
dan masalah hidup.
Demikian juga
Tuhan Yesus, ketika berada di dunia. Dia mengalami yang namanya penderitaan dan
permasalahan hidup layaknya manusia berdosa (meskipun Tuhan Yesus tidak berbuat
dosa). Namun ketika penderitaan dan masalah hidup menekan, kasih Tuhan Yesus
tidak pudar. Ia tetap mengasihi pelacur, penipu, penghianat, dan pendosa
lainnya. Tuhan Yesus tetap menunjukkan kasih-Nya bagi mereka semua. Sehingga
para pendosa itu diampuni dosanya, dan oleh Roh Kudus mereka dijadikan sebagai
penurut-penurut Allah. Penderitaan apapun tak menghalangi mereka untuk tetap
menjadi penurut-penurut Allah.
Diketahui
bersama kata “penurut-penurut” dalam ayat 1, memiliki arti peniru (an imitator). Dalam pemahaman ini, kita
diperintahkan untuk menjadi penirunya Tuhan Yesus. Sehingga dapat dipahami
bahwa sebagai orang Kristen, harus menjadi penirunya Tuhan Yesus dalam hal
kasih dan ketaatan (ay.2). Setiap orang yang mengaku percaya kepada Kristus,
harus membuktikan imannya melalui perbuatan baik kepada sesama dan ketaatannya
terhadap perintah Tuhan. Karena setiap orang yang taat kepada Tuhan, pasti
mengasihi sesamanya. Dan setiap orang yang mengasihi sesamanya harus bertujuan
untuk menyenangkan hati Tuhan.
Dengan demikian,
marilah kita menjadi peniru Kristus. Tuhan Yesus mengasihi setiap orang tanpa
pandang bulu, dan Ia taat menggenapi firman Allah tanpa menolak. Kita mengerti
bersama bahwa kadang cuaca buruk itu terjadi. Tetapi Tuhan tidak menciptakan
cuaca buruk untuk menghentikan kita beribadah kepada-Nya. Tuhan mengizinkan
masalah terjadi, tetapi Tuhan tidak menciptakan masalah untuk membuat kita
berhenti melayani. Tuhan mengizinkan hambatan dan masalah terjadi dalam hidup
kita, supaya kita terbukti menjadi peniru Kristus yang layak menerima mahkota
Kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar