Kamis, 06 Februari 2014

Jadilah Peniru-peniru Kristus (Efesus 5:1-2)



Dalam beberapa waktu terakhir ini, berbagai media cetak maupun elektronik banyak memuat berita tentang bencana alam yang terjadi di Indonesia. Ada banjir yang terjadi di Manado dan kota Jakarta. Selain itu gunung Sinabung yang meletus di Sumatera Utara juga sempat membuat masyarakat sekitarnya hampir kehilangan mata pencaharian. Secara tak terduga, jalur  transportasi Semarang – Pati juga terputus oleh karena banjir yang melanda daerah Kudus dan Pati. Semua bencana yang terjadi mengingatkan kita, bahwa manusia itu terbatas. Sehingga tak seorangpun kebal terhadap penderitaan dan masalah hidup.
Demikian juga Tuhan Yesus, ketika berada di dunia. Dia mengalami yang namanya penderitaan dan permasalahan hidup layaknya manusia berdosa (meskipun Tuhan Yesus tidak berbuat dosa). Namun ketika penderitaan dan masalah hidup menekan, kasih Tuhan Yesus tidak pudar. Ia tetap mengasihi pelacur, penipu, penghianat, dan pendosa lainnya. Tuhan Yesus tetap menunjukkan kasih-Nya bagi mereka semua. Sehingga para pendosa itu diampuni dosanya, dan oleh Roh Kudus mereka dijadikan sebagai penurut-penurut Allah. Penderitaan apapun tak menghalangi mereka untuk tetap menjadi penurut-penurut Allah.
Diketahui bersama kata “penurut-penurut” dalam ayat 1, memiliki arti peniru (an imitator). Dalam pemahaman ini, kita diperintahkan untuk menjadi penirunya Tuhan Yesus. Sehingga dapat dipahami bahwa sebagai orang Kristen, harus menjadi penirunya Tuhan Yesus dalam hal kasih dan ketaatan (ay.2). Setiap orang yang mengaku percaya kepada Kristus, harus membuktikan imannya melalui perbuatan baik kepada sesama dan ketaatannya terhadap perintah Tuhan. Karena setiap orang yang taat kepada Tuhan, pasti mengasihi sesamanya. Dan setiap orang yang mengasihi sesamanya harus bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Dengan demikian, marilah kita menjadi peniru Kristus. Tuhan Yesus mengasihi setiap orang tanpa pandang bulu, dan Ia taat menggenapi firman Allah tanpa menolak. Kita mengerti bersama bahwa kadang cuaca buruk itu terjadi. Tetapi Tuhan tidak menciptakan cuaca buruk untuk menghentikan kita beribadah kepada-Nya. Tuhan mengizinkan masalah terjadi, tetapi Tuhan tidak menciptakan masalah untuk membuat kita berhenti melayani. Tuhan mengizinkan hambatan dan masalah terjadi dalam hidup kita, supaya kita terbukti menjadi peniru Kristus yang layak menerima mahkota Kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...