(I Petrus 1:13-25)
Pada zaman Perjanjian Lama, Allah memerintahkan
umat-Nya untuk menghaturkan korban untuk Tuhan. Biasanya yang dipersembahkan
adalah wujud syukur, persembahan, dan sebagai kurban penebusan dosa. Namun
tujuan paling utama sebuah kurban persembahan ialah untuk penebusan dosa.
Sebagaimana kawan-kawan Ayub didorong untuk membawa persembahan karena telah
berbuat kesalahan terhadap Allah. Dituliskan demikian: “Oleh sebab itu, ambilah
tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada
hamba-Ku Ayub... persembahkanlah... dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk
kamu” (Ayub 42:7-8). Korban-korban tersebut menjadi alat untuk meredakan murka
Allah, menjadi pendamaian antara Allah dengan manusia. Dengan demikian, darah
yang tak bercacat cela diperlukan untuk pendamaian antara Allah dengan
umat-Nya.
Oleh karena zaman Perjanjian Baru merupakan
aktualisasi dari Perjanjian Lama, maka korban penebusan yang sesungguhnya
dilaksanakan melalui Tuhan Yesus. Tuhan Yesus bertindak sebagai domba kurban
tanpa cacat cela. Kayu salib menjadi saksi bisu bahwa darah yang mahal telah
tercurah untuk menebus dan membebaskan orang-orang percaya dari murka Allah. Bahkan
Markus menulis bahwa para tentara menyesal setelah melihat dengan mata, dan
mengaku Tuhan Yesus tidak berdosa sebagai manusia. Nabi-nabi Perjanjian Lama
pun telah menubuatkan, bahwa darah Anak Domba tanpa cela harus tertumpah
(Yesaya Yes. 53:3-5). Sebab tanpa penumpahan darah, tidak ada penebusan (Ibrani
9:22). Dengan demikian jelas bahwa Kristus menebus dengan darah yang kudus dan
begitu mahal.
Sebenarnya yang harus disalib dan menerima murka
Allah adalah kita. Murka Allah seharusnya tetap ditanggung oleh kita. Seharusnya
kitalah yang menerima kematian kekal. Namun Allah mengasihi kita sehingga Allah
sendiri yang menanggung hukuman. Hukuman yang seharusnya kita terima, telah
ditimpakan kepada Tuhan Yesus. Karena Allah itu kasih dan adil secara
bersamaan. Maka Tuhan Yesus mati untuk menggantikan kita di kayu salib. Kita
mengetahui bersama bahwa darah yang mahal telah dicurahkan untuk kita yang
berdosa. Oleh karena itu jangan sia-siakan darah yang telah tertumpah untuk
kita. Baiklah bersama kita menjadi pembawa damai, pengampun, dan pembawa
kebaikan bagi sesama. Sebab kita ini adalah umat tebusan, yang telah ditebus
dengan darah yang mahal; darah-Nya Tuhan Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar