Senin, 09 Maret 2015

Tanpa Jemu untuk Mencari Tuhan – Markus 3:7-12


Kebaikan yang luar biasa telah dibuat oleh Tuhan Yesus, dengan menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya. Terjadi pada hari Sabat, bahkan ditengah ancaman pembunuhan dari orang-orang Farisi yang tengah bersekongkol dengan orang-orang Herodian. Namun apa yang dilakukan Tuhan Yesus merupakan sebuah keberanian untuk melaksanakan misi-Nya. Memang pada dasarnya ancaman pembunuhan selalu datang menghalangi Tuhan Yesus. Akan tetapi, karena waktunya belum tiba maka rencana pembunuhan itu selalu gagal. Perhatikan, ada keunikan strategi yang dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menyebarkan berita keselamatan dan mujizar-Nya. Pertama-tama Tuhan Yesus menyingkir bukan untuk bersantai, namun menyingkir untuk memberikan pelayanan ditempat yang aman.
Ketika Tuhan Yesus menyingkir, menjauhi kerumunan, malah banyak sekali orang-orang yang datang mencari Dia. Justru ketika banyak orang datang kepada-Nya, Ia tidak menolak mereka. Tuhan Yesus memperlakukan mereka dengan baik dan memberikan solusi atas penyakit mereka. Penyakit yang diderita oleh orang-orang tersebut ialah penyakit yang ditimpakan dengan tujuan memunculkan pertobatan pada diri si penderita. Sebagaimana disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel: “Jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini, dan engkau tidak takut akan Nama yang mulia dan dahsyat ini, yakni akan TUHAN, Allahmu,  maka TUHAN akan menimpakan pukulan-pukulan yang ajaib kepadamu, dan kepada keturunanmu, yakni pukulan-pukulan yang keras lagi lama dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama” (Ulangan 28:58-59). Dengan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia, misi penyelamatan sudah dimulai. Allah menjadi begitu mudah untuk dicari, mudah untuk disembah, dan diagungkan. Maka nyata bahwa pada saat itu dan sampai sekarang kebaikan Allah begitu limpahnya diterima oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Tuhan sendiri mengatakan, “Carilah Aku maka kamu akan hidup” (Amos 5:4). Perhatikan, setiap orang yang mencari Tuhan tak pernah diberikan jawaban yang sia-sia. Apa maksudnya mencari Tuhan? Ada tiga elemen yang perlu kita lakukan yakni: berdoa, memuja, dan mendengarkan sabda-Nya (Ayub 8:5; Daniel 9:3). Dimana ini dapat terlaksana? Di Gereja atau tempat yang ditunjuk untuk dapat melaksanakan ibadah (Ulangan 12:5, Mzm. 27:4).

Pertanyaannya, mengapa Tuhan Yesus melarang keras roh-roh jahat itu memberitahukan kepada banyak orang tentang siapa Dia? Perlu dipahami dari latar belakang dan kesiapan pemahaman orang Israel tentang “Mesias = Anak Allah = penyelamat”. Pada waktu itu, orang-orang Yahudi berpendapat bahwa Mesias akan menyelamatkan mereka dari penjajahan bangsa Romawi. Jadi pada waktu itu, pemahaman mereka masih bersifat politis. Sedangkan yang sebenarnya ialah, bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias secara rohani. Penyelamat manusia dari kebinasaan kekal di neraka. Sungguh ini merupakan masalah yang sangat serius apabila disalah mengerti oleh orang-orang Yahudi pada waktu itu. Kesalahmengertian akan eksistensi Tuhan Yesus sebagai Mesias, dapat menimbulkan pemberontakan. Sebab akan banyak orang menjadikan Tuhan Yesus sebagai raja duniawi dengan kesiapan membentuk pasukan militer. Justru dengan demikian pada akhirnya dapat menggagalkan misi Tuhan Yesus sendiri. Namun terpujilah Tuhan, hal tersebut dapat dihindarkan melalui otoritas ilahi. Selain alasan menghindari kesan politis, ada penafsir juga yang menyatakan bahwa alasannya ialah untuk menghindarkan Tuhan Yesus dari dosa kesombongan. Biarlah berita keselamatan tersebut menyebar secara alamiah dan benar tanpa mengurangi berita yang sesungguhnya. Sehingga pada waktu yang tepat Tuhan Yesus dapat dikenal dan dipuja bukan karena mujizat yang dilakukan seperti nabi yang lain. Namun sebagai Allah dalam segala eksistensinya.

Rabu, 04 Maret 2015

Berketuhanan Yang Maha Esa

Dapat diketahui bersama bahwa manusia memiliki roh, jiwa, akal budi dan moralitas yang membedakan dengan ciptaan yang lainnya. Hewan dan tumbuhan tidak memiliki jiwa dan akal budi. Sehingga apa yang dilakukannya semata-mata hanya sebatas naluriah saja. Namun berbeda dengan manusia. Ia diciptakan dengan dianugerahi kelengkapan ilahi; yakni roh. Sehingga memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Tuhan sang Pencipta. Bahkan ketika manusia meragukan Tuhan sekalipun, ia sebenarnya sudah mengakui bahwa Tuhan itu ada dan nyata. Meragukan keberadaan Tuhan Yang Esa sama halnya dengan mengakui bahwa Tuhan ada namun mencoba untuk menyangkal keberadaan-Nya. Tentu saja ini perbuatan yang sia-sia saja. Meskipun berusaha untuk membuktikan bahwa Tuhan tidak ada, disaat itu pula sebenarnya ia melihat bahwa Tuhan benar-benar ada.
Mari kita perhatikan, apa yang menyebabkan planet dan galaksi ada? Bahkan kalau diperhatikan, siapa sebenarnya yang menopang Bumi ini sehingga dapat bergerak mengelilingi Matahari tanpa ada kebakaran dan benturan antar planet? Tentu yang menyebabkan semua tertata sedemikian rupa ialah Pribadi Yang Maha Kuasa. Berkuasa lebih dari yang memiliki kekuasaan. Memiliki kekekalan, sebab Dialah sumber kekuatan yang menopang. Bukan hanya itu, berdasarkan fakta sejarah manusia. Awal mula manusia bukanlah berasal dari monyet yang berevolusi. Bukan berasal dari binatang atau amoeba. Tetapi berasal dari manusia ciptaan Tuhan. Sehebat apapun seseorang berusaha membuktikan bahwa manusia berasal dari binatang yang berevolusi, tetap tidak merubah fakta bahwa manusia dicipta oleh Tuhan dari debu tanah. Penyangkalan terhadap kebenaran ini sebenarnya semakin membuktikan bahwa semakin bodohnya orang yang menyangkal. Sebab semakin menyangkal maka akan semakin banyak spekulasi yang dibuat. Dengan demikian nyata bahwa penyangkalan terhadap keberadaan Tuhan berarti menyangkal keberadaan diri. Tanpa Tuhan berkenan menciptakan, maka manusia tidak akan ada.
Oleh karena itu, baiklah hendaknya kehidupan kita berketuhanan Yang Maha Esa. Maksudnya ialah bersedia menerima dengan hati bahwa kita diciptakan untuk menyembah dan mempercayakan diri kepada-Nya. Bahwa Ia ada sebagaimana adanya untuk memberikan hidup dan harapan yang lebih baik. Bahwa Ia adalah Tuhan yang kekal dan sempurna. Oleh karena kekekalan dan kesempurnaan-Nya itulah Ia mampu untuk menyempurnakan dan menjadikan kita indah. Semakin sempurna dalam budi pekerti, dan semakin indah dalam menjalani kehidupan di dunia maupun akhirat. Semakin kita mengakui kebesaran-Nya atas hidup kita, maka semakin besar kesediaan kita mewujudkan damai sejahtera di bumi. Dengan demikian, dasar pembangunan pertama untuk bangsa ialah menegakkan Pancasila sila ke-1; Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pantang Menyerah dalam Melayani - Markus 3:1-6

Mari kita mencermati kehidupan para pelayan Tuhan, baik sejak Perjanjian Lama sampai sekarang ini. Apabila diperhatikan, tidak pernah tidak ditemui adanya penghambat ataupun tantangan dalam perjalanan pelayanan. Mungkin akan ada fitnah, cemoohan, bahkan ada yang selalu mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan. Akan tetapi sikap pantang menyerah senantiasa dimiliki oleh para pelayan Tuhan yang setia. Sehingga tidak sedikit yang akhirnya menjadi para pemenang, bahkan lebih dari seorang pemenang.
Mari kita perhatikan sebuah kisah yang ditulis oleh Markus. Dalam kisah yang ditulis ada tiga tokoh utama yang berperan menjadi pembelajaran iman. Pertama ialah seorang yang "mati sebelah tangannya". Ia adalah seorang yang membutuhkan pemulihan yang dari Tuhan. Ia tetap berangkat untuk beribadah, kelemahannya tidak menghalanginya untuk semangat menghadap Tuhan. Ia taat akan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus, dan ia percaya kepada-Nya. Oleh karena perkenanan Tuhan Yesus dan imannya, ia disembuhkan oleh Tuhan. Tokoh kedua, ialah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melaksanakan apa yang menjadi misi-Nya disaat datang ke dunia sebagai manusia. Tugas utamanya ialah menyelamatkan manusia oleh karena janji-Nya. Ia benar-benar memberikan teladan sebagai seorang pemimpin berhati hamba. Hati-Nya digelisahkan oleh kedegilan orang Farisi namun berbelas kasihan kepada yang sakit. Tekad-Nya bulat, tidak dapat diubahkan oleh orang-orang yang mencari kesalahan-Nya. Misi-Nya tidak bisa digagalkan oleh siapapun, bahkan setan sekalipun tidak sanggup menggagalkan misi agung-Nya. Pelayanan-Nya dilaksanakan dengan ketulusan hati meski ada beberapa orang yang mencemooh. Selanjutnya ada sekelompok orang Farisi. Mereka mencari-cari kesalahan Tuhan Yesus untuk menjatuhkan. Bahkan lebih parah lagi, ketika Tuhan Yesus memberikan pertanyaan mereka tetap terdiam sinis. Pertanyaan yang dilontarkan Tuhan Yesus, seharusnya dapat membuka mata hati untuk menerima kebenaran. Namun, mereka tetap bersikukuh untuk menjaga agar mata hatinya tetap buta terhadap kebenaran firman.
Mungkin kita akan menemui ada banyak orang yang membutuhkan pertolongan kita. Di Sekeliling kita, tidak sedikit orang yang membutuhkan pertolongan. Namun, terkadang kita ragu untuk menolong. Kita merasa takut dipersalahkan, bahkan khawatir nama baik kita dilecehkan. Namun, marilah kita meneladani Tuhan Yesus, meskipun ada banyak orang-orang Farisi yang mencari-cari kesalahan-Nya, namun ketulusan dan tekad-Nya untuk berbuat kebaikan tetap dilaksanakan. Jangan bimbang untuk berbuat kebaikan, lakukanlah apa yang baik untuk mempermuliakan Tuhan. Sebab inilah yang menjadi kesaksian kita: yaitu bila kita menolong yang lemah, melakukan kebaikan untuk mempermuliakan Tuhan.

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...