Kebaikan
yang luar biasa telah dibuat oleh Tuhan Yesus, dengan menyembuhkan orang yang mati
sebelah tangannya. Terjadi pada hari Sabat, bahkan ditengah ancaman pembunuhan
dari orang-orang Farisi yang tengah bersekongkol dengan orang-orang Herodian.
Namun apa yang dilakukan Tuhan Yesus merupakan sebuah keberanian untuk
melaksanakan misi-Nya. Memang pada dasarnya ancaman pembunuhan selalu datang menghalangi
Tuhan Yesus. Akan tetapi, karena waktunya belum tiba maka rencana pembunuhan
itu selalu gagal. Perhatikan, ada keunikan strategi yang dipakai oleh Tuhan
Yesus untuk menyebarkan berita keselamatan dan mujizar-Nya. Pertama-tama Tuhan
Yesus menyingkir bukan untuk bersantai, namun menyingkir untuk memberikan
pelayanan ditempat yang aman.
Ketika
Tuhan Yesus menyingkir, menjauhi kerumunan, malah banyak sekali orang-orang
yang datang mencari Dia. Justru ketika banyak orang datang kepada-Nya, Ia tidak
menolak mereka. Tuhan Yesus memperlakukan mereka dengan baik dan memberikan solusi
atas penyakit mereka. Penyakit yang diderita oleh orang-orang tersebut ialah
penyakit yang ditimpakan dengan tujuan memunculkan pertobatan pada diri si
penderita. Sebagaimana disampaikan oleh Musa
kepada bangsa Israel: “Jika engkau tidak melakukan dengan setia segala
perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini, dan engkau tidak takut
akan Nama yang mulia dan dahsyat ini, yakni akan TUHAN, Allahmu, maka TUHAN akan menimpakan pukulan-pukulan
yang ajaib kepadamu, dan kepada keturunanmu, yakni pukulan-pukulan yang keras
lagi lama dan penyakit-penyakit yang jahat lagi lama” (Ulangan 28:58-59). Dengan
kedatangan Tuhan Yesus ke dunia, misi penyelamatan sudah dimulai. Allah menjadi
begitu mudah untuk dicari, mudah untuk disembah, dan diagungkan. Maka nyata bahwa
pada saat itu dan sampai sekarang kebaikan Allah begitu limpahnya diterima oleh
orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Tuhan sendiri mengatakan,
“Carilah Aku maka kamu akan hidup” (Amos 5:4). Perhatikan, setiap orang yang
mencari Tuhan tak pernah diberikan jawaban yang sia-sia. Apa maksudnya mencari
Tuhan? Ada tiga elemen yang perlu kita lakukan yakni: berdoa, memuja, dan
mendengarkan sabda-Nya (Ayub 8:5; Daniel 9:3). Dimana ini dapat terlaksana? Di
Gereja atau tempat yang ditunjuk untuk dapat melaksanakan ibadah (Ulangan 12:5,
Mzm. 27:4).
Pertanyaannya,
mengapa Tuhan Yesus melarang keras roh-roh jahat itu memberitahukan kepada banyak orang tentang siapa Dia? Perlu dipahami dari latar belakang dan kesiapan
pemahaman orang Israel tentang “Mesias = Anak Allah = penyelamat”. Pada waktu
itu, orang-orang Yahudi berpendapat bahwa Mesias akan menyelamatkan mereka dari
penjajahan bangsa Romawi. Jadi pada waktu itu, pemahaman mereka masih bersifat
politis. Sedangkan yang sebenarnya ialah, bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias
secara rohani. Penyelamat manusia dari kebinasaan kekal di neraka. Sungguh ini
merupakan masalah yang sangat serius apabila disalah mengerti oleh orang-orang
Yahudi pada waktu itu. Kesalahmengertian akan eksistensi Tuhan Yesus sebagai
Mesias, dapat menimbulkan pemberontakan. Sebab akan banyak orang menjadikan
Tuhan Yesus sebagai raja duniawi dengan kesiapan membentuk pasukan militer.
Justru dengan demikian pada akhirnya dapat menggagalkan misi Tuhan Yesus
sendiri. Namun terpujilah Tuhan, hal tersebut dapat dihindarkan melalui
otoritas ilahi. Selain alasan menghindari kesan politis, ada penafsir juga yang
menyatakan bahwa alasannya ialah untuk menghindarkan Tuhan Yesus dari dosa
kesombongan. Biarlah berita keselamatan tersebut menyebar secara alamiah dan
benar tanpa mengurangi berita yang sesungguhnya. Sehingga pada waktu yang tepat
Tuhan Yesus dapat dikenal dan dipuja bukan karena mujizat yang dilakukan seperti
nabi yang lain. Namun sebagai Allah dalam segala eksistensinya.