Dapat diketahui bersama bahwa manusia memiliki roh, jiwa, akal budi dan moralitas yang membedakan dengan ciptaan yang lainnya. Hewan dan tumbuhan tidak memiliki jiwa dan akal budi. Sehingga apa yang dilakukannya semata-mata hanya sebatas naluriah saja. Namun berbeda dengan manusia. Ia diciptakan dengan dianugerahi kelengkapan ilahi; yakni roh. Sehingga memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Tuhan sang Pencipta. Bahkan ketika manusia meragukan Tuhan sekalipun, ia sebenarnya sudah mengakui bahwa Tuhan itu ada dan nyata. Meragukan keberadaan Tuhan Yang Esa sama halnya dengan mengakui bahwa Tuhan ada namun mencoba untuk menyangkal keberadaan-Nya. Tentu saja ini perbuatan yang sia-sia saja. Meskipun berusaha untuk membuktikan bahwa Tuhan tidak ada, disaat itu pula sebenarnya ia melihat bahwa Tuhan benar-benar ada.
Mari kita perhatikan, apa yang menyebabkan planet dan galaksi ada? Bahkan kalau diperhatikan, siapa sebenarnya yang menopang Bumi ini sehingga dapat bergerak mengelilingi Matahari tanpa ada kebakaran dan benturan antar planet? Tentu yang menyebabkan semua tertata sedemikian rupa ialah Pribadi Yang Maha Kuasa. Berkuasa lebih dari yang memiliki kekuasaan. Memiliki kekekalan, sebab Dialah sumber kekuatan yang menopang. Bukan hanya itu, berdasarkan fakta sejarah manusia. Awal mula manusia bukanlah berasal dari monyet yang berevolusi. Bukan berasal dari binatang atau amoeba. Tetapi berasal dari manusia ciptaan Tuhan. Sehebat apapun seseorang berusaha membuktikan bahwa manusia berasal dari binatang yang berevolusi, tetap tidak merubah fakta bahwa manusia dicipta oleh Tuhan dari debu tanah. Penyangkalan terhadap kebenaran ini sebenarnya semakin membuktikan bahwa semakin bodohnya orang yang menyangkal. Sebab semakin menyangkal maka akan semakin banyak spekulasi yang dibuat. Dengan demikian nyata bahwa penyangkalan terhadap keberadaan Tuhan berarti menyangkal keberadaan diri. Tanpa Tuhan berkenan menciptakan, maka manusia tidak akan ada.
Oleh karena itu, baiklah hendaknya kehidupan kita berketuhanan Yang Maha Esa. Maksudnya ialah bersedia menerima dengan hati bahwa kita diciptakan untuk menyembah dan mempercayakan diri kepada-Nya. Bahwa Ia ada sebagaimana adanya untuk memberikan hidup dan harapan yang lebih baik. Bahwa Ia adalah Tuhan yang kekal dan sempurna. Oleh karena kekekalan dan kesempurnaan-Nya itulah Ia mampu untuk menyempurnakan dan menjadikan kita indah. Semakin sempurna dalam budi pekerti, dan semakin indah dalam menjalani kehidupan di dunia maupun akhirat. Semakin kita mengakui kebesaran-Nya atas hidup kita, maka semakin besar kesediaan kita mewujudkan damai sejahtera di bumi. Dengan demikian, dasar pembangunan pertama untuk bangsa ialah menegakkan Pancasila sila ke-1; Ketuhanan Yang Maha Esa.
Mari kita perhatikan, apa yang menyebabkan planet dan galaksi ada? Bahkan kalau diperhatikan, siapa sebenarnya yang menopang Bumi ini sehingga dapat bergerak mengelilingi Matahari tanpa ada kebakaran dan benturan antar planet? Tentu yang menyebabkan semua tertata sedemikian rupa ialah Pribadi Yang Maha Kuasa. Berkuasa lebih dari yang memiliki kekuasaan. Memiliki kekekalan, sebab Dialah sumber kekuatan yang menopang. Bukan hanya itu, berdasarkan fakta sejarah manusia. Awal mula manusia bukanlah berasal dari monyet yang berevolusi. Bukan berasal dari binatang atau amoeba. Tetapi berasal dari manusia ciptaan Tuhan. Sehebat apapun seseorang berusaha membuktikan bahwa manusia berasal dari binatang yang berevolusi, tetap tidak merubah fakta bahwa manusia dicipta oleh Tuhan dari debu tanah. Penyangkalan terhadap kebenaran ini sebenarnya semakin membuktikan bahwa semakin bodohnya orang yang menyangkal. Sebab semakin menyangkal maka akan semakin banyak spekulasi yang dibuat. Dengan demikian nyata bahwa penyangkalan terhadap keberadaan Tuhan berarti menyangkal keberadaan diri. Tanpa Tuhan berkenan menciptakan, maka manusia tidak akan ada.
Oleh karena itu, baiklah hendaknya kehidupan kita berketuhanan Yang Maha Esa. Maksudnya ialah bersedia menerima dengan hati bahwa kita diciptakan untuk menyembah dan mempercayakan diri kepada-Nya. Bahwa Ia ada sebagaimana adanya untuk memberikan hidup dan harapan yang lebih baik. Bahwa Ia adalah Tuhan yang kekal dan sempurna. Oleh karena kekekalan dan kesempurnaan-Nya itulah Ia mampu untuk menyempurnakan dan menjadikan kita indah. Semakin sempurna dalam budi pekerti, dan semakin indah dalam menjalani kehidupan di dunia maupun akhirat. Semakin kita mengakui kebesaran-Nya atas hidup kita, maka semakin besar kesediaan kita mewujudkan damai sejahtera di bumi. Dengan demikian, dasar pembangunan pertama untuk bangsa ialah menegakkan Pancasila sila ke-1; Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar