Rabu, 04 Maret 2015

Pantang Menyerah dalam Melayani - Markus 3:1-6

Mari kita mencermati kehidupan para pelayan Tuhan, baik sejak Perjanjian Lama sampai sekarang ini. Apabila diperhatikan, tidak pernah tidak ditemui adanya penghambat ataupun tantangan dalam perjalanan pelayanan. Mungkin akan ada fitnah, cemoohan, bahkan ada yang selalu mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan. Akan tetapi sikap pantang menyerah senantiasa dimiliki oleh para pelayan Tuhan yang setia. Sehingga tidak sedikit yang akhirnya menjadi para pemenang, bahkan lebih dari seorang pemenang.
Mari kita perhatikan sebuah kisah yang ditulis oleh Markus. Dalam kisah yang ditulis ada tiga tokoh utama yang berperan menjadi pembelajaran iman. Pertama ialah seorang yang "mati sebelah tangannya". Ia adalah seorang yang membutuhkan pemulihan yang dari Tuhan. Ia tetap berangkat untuk beribadah, kelemahannya tidak menghalanginya untuk semangat menghadap Tuhan. Ia taat akan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus, dan ia percaya kepada-Nya. Oleh karena perkenanan Tuhan Yesus dan imannya, ia disembuhkan oleh Tuhan. Tokoh kedua, ialah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melaksanakan apa yang menjadi misi-Nya disaat datang ke dunia sebagai manusia. Tugas utamanya ialah menyelamatkan manusia oleh karena janji-Nya. Ia benar-benar memberikan teladan sebagai seorang pemimpin berhati hamba. Hati-Nya digelisahkan oleh kedegilan orang Farisi namun berbelas kasihan kepada yang sakit. Tekad-Nya bulat, tidak dapat diubahkan oleh orang-orang yang mencari kesalahan-Nya. Misi-Nya tidak bisa digagalkan oleh siapapun, bahkan setan sekalipun tidak sanggup menggagalkan misi agung-Nya. Pelayanan-Nya dilaksanakan dengan ketulusan hati meski ada beberapa orang yang mencemooh. Selanjutnya ada sekelompok orang Farisi. Mereka mencari-cari kesalahan Tuhan Yesus untuk menjatuhkan. Bahkan lebih parah lagi, ketika Tuhan Yesus memberikan pertanyaan mereka tetap terdiam sinis. Pertanyaan yang dilontarkan Tuhan Yesus, seharusnya dapat membuka mata hati untuk menerima kebenaran. Namun, mereka tetap bersikukuh untuk menjaga agar mata hatinya tetap buta terhadap kebenaran firman.
Mungkin kita akan menemui ada banyak orang yang membutuhkan pertolongan kita. Di Sekeliling kita, tidak sedikit orang yang membutuhkan pertolongan. Namun, terkadang kita ragu untuk menolong. Kita merasa takut dipersalahkan, bahkan khawatir nama baik kita dilecehkan. Namun, marilah kita meneladani Tuhan Yesus, meskipun ada banyak orang-orang Farisi yang mencari-cari kesalahan-Nya, namun ketulusan dan tekad-Nya untuk berbuat kebaikan tetap dilaksanakan. Jangan bimbang untuk berbuat kebaikan, lakukanlah apa yang baik untuk mempermuliakan Tuhan. Sebab inilah yang menjadi kesaksian kita: yaitu bila kita menolong yang lemah, melakukan kebaikan untuk mempermuliakan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...