Selasa, 25 Agustus 2020

Kerangka Khotbah Ibadah Raya || Tetapi Menurutmu, Siapakah Aku? Matius 16:13-20

      Sampai pada pasal 16 kitab Matius, dapat kita ketahui bersama, bahwa sebenarnya pengajaran Tuhan Yesus kepada para murid-Nya belum selesai. Namun, tidak lama lagi Tuhan Yesus harus menyerahkan diri-Nya untuk mengalami penderitaan salib. Oleh karena Tuhan Yesus harus mempersiapkan pribadi-pribadi untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. Maka, para murid harus tahu dengan pasti siapakah Tuhan Yesus itu.

       Demikian pula kita, sebagai pengikut Kristus. Perjalanan hidup sebagai orang percaya bukan melulu berbicara tentang hidup yang diberkati. Namun, ada kalanya kita harus menghadapi penderitaan Kristus. Oleh karena itu, kita harus memiliki kepastian keyakinan terhadap Tuhan Yesus.

       Kali ini, dalam keadaan jauh dari kerumunan orang, dan dalam keadaan tenang, Tuhan Yesus memberikan pertanyaan:

   1. Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?

Sebelum kita bahas lebih lanjut, perlu saya tegaskan di sini, bahwa sebutan “Anak Manusia” merupakan gelar favorit Tuhan Yesus untuk diri-Nya sendiri (Mat. 8:20). Jadi, Tuhan Yesus saat itu hendak bertanya: ‘kata orang, siapakah Aku?’ Para murid memberikan jawaban yang menarik. Sebab para murid memberikan jawaban: ‘Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.’ Pada waktu itu, kekaisaran Romawi sedang menguasai wilayah Yerusalem. Sehingga ada anggapan, bahwa Tuhan Yesus adalah nabi yang dihadirkan untuk membebaskan Israel dari kekuasaan Romawi.

Sampai detik ini, mungkin kita masih mendengar atau melihat orang-orang yang masih menganggap Tuhan Yesus sebatas nabi, penyelamat yang hanya sebatas menyelamatkan isi dompet kita dari kekeringan. Atau hanya sebatas Tuhan yang memberikan kemakmuran.

Tentu saja, Tuhan Yesus tidak menginginkan jawaban dari ‘kata orang’. Tuhan Yesus hendak mendengarkan jawaban pribadi kita. Tuhan Yesus, menghendaki supaya kita mengenal-Nya secara pribadi. Bukan karena kata orang. Baik, mungkin kita menerima pengajaran firman, mendengarkan khotbah dan juga kesaksian orang lain. Tetapi, tantangannya bagi kita adalah: “Apakah kita sudah mengalami pertolongan atau bahkan pimpinan Tuhan Yesus secara pribadi?”.

Oleh karena itu, Tuhan Yesus memberikan pertanyaan perenungan bagi para murid pada waktu itu, sekaligus kepada kita saat ini, demikian:

2. Tetapi menurutmu, siapakah Aku?

Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan ujian. Ini adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari perenungan diri pribadi. Bukan kata orang, Tuhan Yesus menghendaki sebuah jawaban dari pertanyaan yang bersifat pribadi. Pertanyaan Tuhan Yesus ini hanya dapat dijawab oleh pribadi yang memiliki hubungan karib dengan Allah.

       Mewakili para murid yang lain, Petrus memberikan jawaban: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”.

       Tentu ini adalah jawaban dari pribadi yang memiliki hubungan karib dengan Tuhan Yesus. Mazmur 25:14,  firman Tuhan berkata: “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Demikian pula kepada Musa, TUHAN Allah berfirman: Kepada orang yang karib kepada-Ku, Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku." Imamat 10:3.

Dalam hal ini kita mengerti, bahwa TUHAN memberitahukan kebenaran firman-Nya, kepada orang-orang yang bergaul karib. Karib, dalam hal ini adalah pribadi yang mengasihi TUHAN. Pribadi yang setia kepada Tuhan. Pribadi yang tidak akan bermain-main dengan dosa. Pribadi yang mempercayakan keselamatan dirinya kepada Tuhan. Pribadi yang tidak mungkin melalaikan persekutuan pribadi dengan Tuhan.

Tanpa bergaul karib dengan Tuhan, kita hanya akan menjadi pribadi setengah Kristen. Pengakuan iman kita, hanya akan menjadi pemanis bibir. Bahkan kita akan menjadi pribadi yang tidak memiliki kuasa untuk menolak dosa.

Tentu, kita tidak ingin menjadi pribadi yang setengah Kristen. Kita harus menjadi pribadi yang benar-benar Kristen. Pribadi yang benar-benar bergaul karib dengan Tuhan Yesus.

Oleh karena itu, dapat dipastikan, bahwa Petrus adalah pribadi yang bergaul karib dengan TUHAN. Sehingga Tuhan Yesus berkata kepada Petrus: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga”. Dari sini, kita melihat, bahwa orang yang bergaul karib dengan Tuhan mendapatkan berkat-berkat yang luar biasa. Pertama, mengalami kebahagiaan. Kedua, menerima tuntunan Allah. Ketiga, menerima janji Allah.

Perenungan kita:

Marilah bersama-sama kita selidiki hati kita, selama kita mendapatkan identitas sebagai pribadi Kristen, apakah kita sudah bergaul karib dengan Tuhan? Dan kalau Tuhan Yesus bertanya: “Menurutmu, siapakah Aku?” Apakah jawaban kita menunjukkan bahwa kita telah bergaul karib dengan Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...