Sampai pada pasal 16 kitab Matius, dapat kita ketahui bersama, bahwa sebenarnya pengajaran Tuhan Yesus kepada para murid-Nya belum selesai. Namun, tidak lama lagi Tuhan Yesus harus menyerahkan diri-Nya untuk mengalami penderitaan salib. Oleh karena Tuhan Yesus harus mempersiapkan pribadi-pribadi untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. Maka, para murid harus tahu dengan pasti siapakah Tuhan Yesus itu.
Kali ini, dalam keadaan jauh dari
kerumunan orang, dan dalam keadaan tenang, Tuhan Yesus memberikan pertanyaan:
1. Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?
Sebelum
kita bahas lebih lanjut, perlu saya tegaskan di sini, bahwa sebutan “Anak
Manusia” merupakan gelar favorit Tuhan Yesus untuk diri-Nya sendiri (Mat.
8:20). Jadi, Tuhan Yesus saat itu hendak bertanya: ‘kata orang, siapakah Aku?’
Para murid memberikan jawaban yang menarik. Sebab para murid memberikan
jawaban: ‘Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan:
Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.’ Pada
waktu itu, kekaisaran Romawi sedang menguasai wilayah Yerusalem. Sehingga ada
anggapan, bahwa Tuhan Yesus adalah nabi yang dihadirkan untuk membebaskan
Israel dari kekuasaan Romawi.
Sampai detik ini, mungkin kita masih
mendengar atau melihat orang-orang yang masih menganggap Tuhan Yesus sebatas nabi,
penyelamat yang hanya sebatas menyelamatkan isi dompet kita dari kekeringan. Atau
hanya sebatas Tuhan yang memberikan kemakmuran.
Tentu saja, Tuhan Yesus tidak menginginkan
jawaban dari ‘kata orang’. Tuhan Yesus hendak mendengarkan jawaban pribadi
kita. Tuhan Yesus, menghendaki supaya kita mengenal-Nya secara pribadi. Bukan
karena kata orang. Baik, mungkin kita menerima pengajaran firman, mendengarkan
khotbah dan juga kesaksian orang lain. Tetapi, tantangannya bagi kita adalah:
“Apakah kita sudah mengalami pertolongan atau bahkan pimpinan Tuhan Yesus
secara pribadi?”.
Oleh karena itu, Tuhan Yesus memberikan pertanyaan perenungan bagi para murid pada waktu itu, sekaligus kepada kita saat ini, demikian:
2. Tetapi menurutmu, siapakah Aku?
Pertanyaan
ini bukanlah pertanyaan ujian. Ini adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban
dari perenungan diri pribadi. Bukan kata orang, Tuhan Yesus menghendaki sebuah
jawaban dari pertanyaan yang bersifat pribadi. Pertanyaan Tuhan Yesus ini hanya
dapat dijawab oleh pribadi yang memiliki hubungan karib dengan Allah.
Mewakili para murid yang lain, Petrus
memberikan jawaban: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”.
Tentu ini adalah jawaban dari pribadi
yang memiliki hubungan karib dengan Tuhan Yesus. Mazmur 25:14, firman Tuhan berkata: “TUHAN
bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya
diberitahukan-Nya kepada mereka.” Demikian pula kepada Musa, TUHAN Allah berfirman: Kepada
orang yang karib kepada-Ku, Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh
bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku." Imamat 10:3.
Dalam hal ini kita mengerti, bahwa TUHAN
memberitahukan kebenaran firman-Nya, kepada orang-orang yang bergaul karib.
Karib, dalam hal ini adalah pribadi yang mengasihi TUHAN. Pribadi yang setia
kepada Tuhan. Pribadi yang tidak akan bermain-main dengan dosa. Pribadi yang
mempercayakan keselamatan dirinya kepada Tuhan. Pribadi yang tidak mungkin
melalaikan persekutuan pribadi dengan Tuhan.
Tanpa bergaul karib dengan Tuhan, kita
hanya akan menjadi pribadi setengah Kristen. Pengakuan iman kita, hanya akan
menjadi pemanis bibir. Bahkan kita akan menjadi pribadi yang tidak memiliki
kuasa untuk menolak dosa.
Tentu, kita tidak ingin menjadi pribadi
yang setengah Kristen. Kita harus menjadi pribadi yang benar-benar Kristen.
Pribadi yang benar-benar bergaul karib dengan Tuhan Yesus.
Oleh karena itu, dapat dipastikan, bahwa
Petrus adalah pribadi yang bergaul karib dengan TUHAN. Sehingga Tuhan Yesus
berkata kepada Petrus: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan
manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga”. Dari
sini, kita melihat, bahwa orang yang bergaul karib dengan Tuhan mendapatkan
berkat-berkat yang luar biasa. Pertama, mengalami kebahagiaan. Kedua, menerima
tuntunan Allah. Ketiga, menerima janji Allah.
Perenungan kita:
Marilah
bersama-sama kita selidiki hati kita, selama kita mendapatkan identitas sebagai
pribadi Kristen, apakah kita sudah bergaul karib dengan Tuhan? Dan kalau Tuhan
Yesus bertanya: “Menurutmu, siapakah Aku?” Apakah jawaban kita menunjukkan
bahwa kita telah bergaul karib dengan Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar