Hari Sabat atau hari Minggu yang kita kenal saat ini, diambil dari prinsip kebenaran Alkitab. Dalam bahasa Yunani hari sabat diterjemahkan dengan memakai kata sabbaton, yang artinya perhentian (Matius 12:1). Dalam perhitungan hari, sabat adalah hari yang ketujuh dalam seminggu. Oleh Taurat Musa hari Sabat dikenal sebagai hari untuk beristirahat dan menyembah Allah (Kel 20:10; Ul 15:14).
Dalam konteks bangsa Israel pada masa PL, hari Sabat dimaksudkan sebagai hari istirahat mingguan yang dikuduskan bagi Tuhan sebagaimana Tuhan beristirahat pada hari yang ketujuh dalam karya penciptaanNya (Kel 20:11; Kej 2:2-3). Pada pertimbangan keagamaan tersebut ditambahkan suatu pertimbangan perikemanusiaan, sehingga para pekerja dan budak mendapatkan hari untuk beristirahat dari pekerjaannya (Kel. 23:12; Ul. 5:14). Sabat sudah melembaga sejak dahulu kala, tetapi mendapat arti khusus sejak Israel keluar dari negeri Mesir dan kemudian menjadi salah satu tanda pengenal agama Yahudi (Neh 13:15-22). Akan tetapi dalam perjalanan waktu, hari Sabat ditafsirkan secara kaku dan secara harafiah saja, sehingga menjadikan hari suka cita itu sebuah hari yang membawa tekanan batin dan beban melulu. Tuhan Yesus membebaskan para pengikutNya dari beban dan tekanan itu, (Mat. 12:1-8; Mark. 2:23-28; Luk 13:10-17).
A. Makna Hari Sabat
Sabat PL adalah hari ketujuh dalam setiap minggu. Menguduskan hari itu berarti memisahkannya sebagai berbeda dari hari lainnya dengan berhenti bekerja supaya dapat istirahat, melayani Allah, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang menyangkut keabadian, kehidupan rohani, dan kehormatan Allah (ayat Kel 20:9-11; bd. Kej 2:2-3; Yes 58:13-14). Adapun makna penting dari hari sabat bagi orang percaya, antara lain sebagai berikut:
- Sebagai pedoman perilaku dalam bekerja, sebagaimana dalam penciptaan dunia Allah berkarya dan beristirahat pada hari ketujuh (Kel 20:11; Kej 2:2-3).
- Sebagai tanda umat kepunyaan Allah (Kel 31:13).
- Sebagai pengingat akan pembebasan dan penebusan dari perbudakan (Ul 5:15)
B. Alasan Penting Allah “Menyediakan” Hari Sabat
Ada alasan-alasan yang kuat untuk percaya bahwa prinsip-prinsip hari Sabat tetap berlaku bagi orang Kristen dan juga harus mengkhususkan satu hari dalam tujuh hari sebagai hari perhentian dan penyembahan. Alasan penting tersebut antara lain:
- Karena sejak penciptaan Alam semesta, Allah telah menetapkan satu hari khusus sebagai sumber berkat bagi semua orang dan bukan hanya bangsa Yahudi (Kej. 2:3; Kel. 20:11).
- Karena Tuhan Yesus tidak pernah membatalkan prinsip hari perhentian, hanya penyalahgunaannya oleh para pemimpin Yahudi yang Ia kecam (ayat Mat 12:1-8; Luk 13:10-17; 14:1-6). Tuhan Yesus menyatakan bahwa hari perhentian itu ditetapkan Allah untuk kesejahteraan rohani dan jasmaniah manusia (Mr 2:27).
- Karena maksud rohani hari sabat menguntungkan orang Kristen. Maksud rohani dari Sabat ialah memberikan kita kesempatan untuk menyatakan kembali bahwa iman kepercayaan dan sukacita kita adalah di dalam Tuhan dan bukan dalam dunia fana. (Bdg. Ibr 4:9-10).
- Karena hari Sabat merupakan suatu tanda perjanjian antara Allah dan umat-Nya (Kel 31:13, 16-17), demikian pula hari penyembahan Kristen (hari Minggu) dapat dilihat sebagai suatu tanda kepada dunia bahwa kita adalah milik Kristus dan bahwa Dia adalah Tuhan kita. Orang Kristen dalam PB mengkhususkan hari pertama setiap minggu untuk menyembah Allah dan untuk memperingati hari kebangkitan Kristus (Kis 20:7; 1Kor16:2).
- Karena Hari Sabat dikhususkan oleh Allah sebagai hari yang kudus (Yeh 20:12). Oleh karena itu orang percaya diingatkan bahwa mereka sendiri merupakan umat yang dikhususkan oleh Allah untuk hidup kudus di tengah-tengah angkatan yang sudah sesat (bd. Kel 31:13; 1Pet 2:9).
Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menguduskan hari sabat, akan tetapi bukan berarti kita dapat menafsirkan hari Sabat layaknya orang Farisi dan Ahli Taurat. Namun tujuan dari hari sabat ialah supaya kita dapat memahami bahwa betapa berharganya waktu untuk bersekutu bersama Tuhan. Hari Sabat mengingatkan kita bahwa Allah telah menyediakan waktu bagi kita untuk bersekutu dengan-Nya, sehingga kita mengenal Allah dan Allah mengenal kita, sampai tiba waktunya kita dapat masuk dalam hari perhentian kekal bersama Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar