Sabtu, 20 Juli 2013

Tujuan Adanya Sebuah Keluarga

Pada zaman post modern ini dapat dijumpai keluarga-keluarga baru yang terbentuk tanpa tujuan dan perencanaan yang baik. Apalagi pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi, sehingga memungkinkan prosentase angka pernikahan meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, era globalisasi juga turut mempengaruhi terjadinya pernikahan dini (usia sekolah). Dalam keadaan demikian, dapat dijumpai keluarga yang terbentuk karena "terpaksa menikah". Pernikahan yang terjadi karena terpaksa, kadang mengaburkan tujuan esensi dari sebuah keluarga. Bahkan sampai mempengaruhi psikis dari pasutri muda, karena ketidaksiapan mental untuk hidup bersama pasangannya.
     
Keluarga bahagia
Oleh karena itu, tujuan terbentuknya keluarga haruslah dimengerti dan diinsafi dengan benar. Dalam keluarga yang memiliki tujuan benar, pastilah kehidupan rumah tangganya berjalan dengan benar. Bahkan keharmonisan dalam rumah tangga dapat tercapai. Kesejahteraan dapat dirasakan baik oleh orang tua dan anak. Namun perlu dimenerti bersama bahwa, dalam rangka memahami tujuan  yang benar dari sebuah keluarga dapat dimengerti bersama berdasarkan Alkitab.




Dari Alkitab didapati ada beberapa tujuan terbentuknya sebuah keluarga, tujuan tersebut antara lain:
1. Untuk menyatakan kasih
2. Untuk menyatakan didikan Tuhan
3. Untuk menyatakan pemeliharaan Tuhan
Dalam tiga tujuan ini dapat dicapai keluarga yang benar-benar mengasihi Allah. Wujudkan keluarga bahagia Anda. Sebab, bagi orang percaya kebahagiaan rumah tangga bukanlah sebuah imajinasi semata.

Jumat, 19 Juli 2013

Kerangka Khotbah Ibadah Raya



Dipakai Tuhan dalam Kekudusan
2 Timotius 2:14-26

Perhatian:
Mengapa alat-alat kedokteran yang digunakan oleh para medis harus steril dari kuman? Sebagai contoh, mengapa alat-alat yang digunakan untuk operasi harus disterilkan dahulu? Kita tahu bersama jawabnya, yakni supaya tidak menimbulkan infeksi terhadap pasien, atau bahkan memperparah penyakit yang diderita pasien….apabila alat-alat yang digunakan untuk mengangkat penyakit dan menyelamatkan jiwa seorang pasien harus steril, terlebih kita umat kepunyaan Tuhan. Terlebih kita. Ibu, bp, saudara dan saya adalah alat yang disediakan oleh Allah untuk menyembuhkan jiwa yang terluka, Allah memakai kita untuk menyelamatkan jiwa yang sedang berjalan menuju neraka. Allah ingin supaya kita mengalami mujizat kuasa-Nya. Namun, ada satu syarat utama untuk mengalami hal yang demikian, yakni: Allah menghendaki supaya kita mengejar kekudusan. Firman Allah, melalui Yosua, mengatakan kepada bangsa Israel: Kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib diantara kamu! (Yosua 3:5). Dengan demikian, betapa pentingnya kekudusan dalam pelayanan. Betapa pentingnya kita mengejar kekudusan. Betapa pentingnya, dipakai Tuhan dalam kekudusan! Maka, pada hari ini kita akan menerima kebenaran firman Tuhan, dalam satu tema: “Dipakai Tuhan dalam Kekudusan”
Keperluan:
Pada jaman Adam dan Hawa, Alkitab mengatakan: Tuhan Allah menghendaki kekudusan dalam pelataran-Nya. Demikian juga pada zaman para nabi, Allah menghendaki adanya kekudusan bagi umat-Nya secara khusus pelayan-pelayan bait Allah. Allah membuat berhasil para raja yang mengejar dan mengajarkan kekudusan. Bahkan pada zaman para rasul, Allah memakai gereja-Nya yang kudus untuk membawa banyak jiwa datang kepada-Nya. Dan sampai sekarang, bahkan sampai bumi ini berlalu, Allah tetap menghendaki kekudusan. Sebab Allah adalah kudus dan dalam kekudusan para pelayan gereja-Nya, Allah akan memberikan pertumbuhan rohani serta menyatakan kuasa-Nya ditengah-tengah jemaat.
Transisi:
Saya percaya, kita semua ingin melihat gereja ini bertumbuh. Saya percaya, kita semua ingin dipakai Allah untuk menyatakan kuasa-Nya. amin? Namun, semua itu akan kita lihat bila kita melayani Tuhan dalam kekudusan. Bila memang Allah menghendaki kekudusan ada dalam hidup kita, bagaimanakah kita dapat memperoleh kekudusan sehingga dapat dipakai Tuhan dalam kekudusan?

Dalam Alkitab, ada tiga prinsip mempertahankan kehidupan kudus sehingga dapat dipakai Tuhan dalam kekudusan.
I.              Kejarlah kekudusan
Penjelasan:
1.      Dalam ayat 21, dikatakan “jika seseorang menyucikan dirinya”. Mari kita perhatikan kata “menyucikan diri”, kata ini memiliki padanan makna dengan “membersihkan diri, menyingkirkan diri, atau menjauhkan diri”.
2.      Secara umum pengertian, kudus ialah terpisah dari dosa dan dikhususkan bagi Allah.
3.      Dengan demikian, setiap orang yang mengejar kekudusan berarti ia dekat dengan Allah, ia suka bersekutu dengan Allah, dan memiliki kerinduan untuk dipakai Allah.
Penggambaran:
1.      Pada suatu hari ada seorang anak miskin yang bertemu dengan seorang raja yang bijaksana dan berkuasa. Oleh karena kebaikan hati sang raja, si anak miskin ini diangkat menjadi anak angkat raja. Ketika berada di istana, ia mendapatkan pendidikan, fasilitas dan kekuasaan sebagai anak raja. Sampai pada suatu waktu, raja melihat bahwa anak tersebut sudah layak untuk menjadi penyambut tamu kehormatan raja. Tetapi raja berpesan, “sewaktu-waktu aku membutuhkan kamu nak, jadi usahakanlah dirimu siap dan tidak menjadi kotor. Jangan lagi keluar dari istana dan bermain ditempat yang kotor, supaya jubah kebesaranmu tidak kotor. Sebab bila kamu keluar dari istana dan jubahmu kotor, kamu tidak layak menerima tamu kehormatan raja”.
2.      Demikian juga kita, sebagai umat yang telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Marilah kita menjauhkan diri dari kejahatan supaya selalu siap dipakai Allah. Sebab Allah memakai kita dalam kekudusan, bukan keberdosaan kita.
Penegasan :
1.      Kita tahu bahwa Allah adalah maha pengampun, kita juga mengerti ketika kita diampuni Tuhan, kita dijadikan kudus. Bila demikian apakah boleh bertekun dalam dosa? Firman Tuhan, melalui Rasul Paulus mengatakan TIDAK. (Roma 6:1-4 / 18-19), Ibrani 12:15-17
2.      Dengan demikian, bila selama ini mungkin ada seseorang jatuh ke dalam dosa yang sama berulang kali, berarti ia bertekun di dalam dosa. Silahkan datang kepada Tuhan mohon pengampunan dengan sungguh-sungguh, dan berhentilah. ..yakinlah, Tuhan Yesus mencurahkan darah-Nya di kayu salib untuk mengampuni kita, membenarkan kita dan menguduskan kita dihadapan Allah.

Selanjutnya, jalan yang disediakan bagi kita untuk memperoleh kekudusan yang memungkinkan kita dipakai Tuhan dalam pelayanan ialah, yang kedua:



II.           Hiduplah di dalam firman
Penjelasan:
1.      Hidup di dalam firman Tuhan, berarti menerima firman Tuhan dan melakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana tertulis dalam Yohanes 15:7-10.
2.      Seseorang dapat menerima firman Tuhan bila menyediakan waktu untuk merenungkan firman Tuhan.
3.      Seseorang yang telah percya kepada Tuhan Yesus dapat melakukan firman Tuhan, bila dia bersedia melakukan. Sebab dalam hatinya ada Roh Kudus yang membimbing untuk melakukan firman.
4.      Orang yang hidup di dalam firman, menjauhi “nafsu orang muda” (ayat 22; Ibrani 12:15-17) dan menghindari permusuhan.
Penggambaran:
1.      Lampu akan berfungsi menjadi terang bila dipasang ditempat lampu (fiting), dan dialiri listrik.
2.      Demikian juga kita sebagai umat Tuhan, akan menjadi terang dalam pelayanan bila tetap berdada di dalam firman; menerima firman Tuhan dan melakukannya dalam keseharian.
Penegasan:
1.      Marilah kita evaluasi kehidupan kita, apakah kita sudah tinggal di dalam firman-Nya?
2.      Marilah kita terus bercermin melalui Alkitab, dan berbahagialah kita yang suka akan firman Tuhan, karena firman Tuhan sanggup menuntun dalam kekudusan.

Dan yang ketiga, bagaimana caranya mempertahankan kehidupan kudus sehingga dapat dipakai Tuhan dalam kekudusan?

III.        Terimalah didikan Tuhan  (Ibrani 12:4-6)
Penjelasan:
1.      Alasan Tuhan mendidik kita
a.       Karena kita adalah anak-anak Allah (5)
b.      Karena Allah mengasihi kita (6)
2.      Tujuan Tuhan memberikan didikan kepada kita
a.       Supaya kita tidak ikut dihukum bersama-sama dengan dunia diakhir zaman (I Korintus 11:31-32)
b.      Supaya hidup  kita disucikan (Ibrani 12:10)
Penggambaran:
1.      Daud menerima ganjaran Tuhan, ketika melakukan dosa perzinahan namun dipulihkan ketika dia menerima didikan Tuhan. Daud menerima teguran nabi Natan, dan bertobat dihadapan Tuhan.
2.      Tuhan memulihkan dan berkenan memakai Daud, karena janji Allah kepadanya dan Daud bersedia menerima didikan Tuhan, meskipun harus kehilangan putra-putrinya.

Penegasan:
1.      Apabila Tuhan memberikan didikan kepada kita, mari kita menerimanya sebagai wujud kasih sayang Allah bagi kita.
2.      Dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang kita berbuat kesalahan terhadap orang lain atau ada orang lain yang berbuat kesalahan terhadap kita
3.      Bila ada orang lain yang bersalah kepada kita lepaskan pengampunan. Buang dendam dan kepahitan, jangan mau diperbudak oleh sakit hati yang akhirnya membuat iblis bersukacita.
4.      Bila kita berbuat kesalahan terhadap orang lain, nyatakanlah permohonan maaf. Jangan mau diintimidasi oleh kesalahan-kesalahan yang membuat kita tidak maju dalam pelayanan.
5.      Sebenarnya, ketika kita berbuat kesalahan terhadap orang lain, bukan orang itu yang kita sakiti tetapi  kita telah berdosa kepada Tuhan.
6.      Berbahagialah setiap kita yang bersedia menerima didikan Tuhan, karena dengan demikian Allah berkenan menjadikan alat bagi kemuliaan-Nya.

Tindakan:
1.      Allah itu kudus, sehingga Ia menghendaki kekudusan ada dalam umat-Nya.
2.      Dengan kekudusan, gereja-Nya semakin bertumbuh. Dengan kekudusan, banyak jiwa melihat kuasa mujizat Allah dinyatakan, dan dengan kekudusan para pelayan Tuhan menghasilkan buah-buah kebenaran.
3.      Olehkarena itu, marilah kita bersama menghindari kejahatan dan mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan saudara seiman.
4.      Bersiaplah senantiasa untuk dipakai Tuhan dalam kekudusan, kejarlah kekudusan, hiduplah di dalam firman, dan terimalah didikan Tuhan

Selasa, 16 Juli 2013

Keluarga yang Diberkati Tuhan



Mazmur 128:1-6


Menjadi keluarga yang harmonis dan penuh kasih merupakan dambaan setiap orang. Dibuktikan dengan adanya kasus-kasus konseling yang banyak mengangkat masalah hubungan dalam keluarga. Selain itu, banyak bermunculan seminar-seminar yang menawarkan resep-resep untuk menjadi keluarga bahagia. Memang benar bahwa kadang seminar-seminar dapat memberikan jalan keluar atas masalah keluarga. Namun yang terpenting dari itu semua adalah, firman Tuhan harus menjadi landasan utama dalam penyelesaian masalah keluarga.
Sebagaimana ditulis bahwa: “Berbahagialah setiap orang (laki-laki) yang takut akan (mengasihi) Tuhan...”(ay. 1). Dalam mana maksud dari mengasihi Tuhan ialah hidup menurut petunjuk Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Sebab firman Tuhan adalah kebenaran. Sehingga ketika seseorang menyelesaikan persoalan rumah tangga berdasakan firman Tuhan, maka dia menyelesaikan persoalannya dengan damai dan penuh kasih. Sebagai akibatnya keluarga tersebut sungguh diberkati Tuhan.
Kita yakini bersama, bahwa firman Tuhan adalah sumber pedoman mencapai kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga. Maka marilah kita menyelesaiakan persoalan rumah tangga dalam kasih, tanpa mengedepankan kebencian dan ego. Marilah kita jadikan persekutuan doa keluarga sebagai sokoguru keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan demikian tidak ada permasalahan keluarga yang tak terselesaikan, dan tidak ada bagian dari keluarga yang dengan sengaja menimbulkan masalah. Sebab dalam persekutuan doa keluarga firman Tuhan diberitakan, doa didengarkan Tuhan, dan berkat Tuhan dicurahkan.

Belajar dari Matius 22:1-14


Perumpamaan itu mempunyai banyak ciri sebuah alegoria, sama seperti perumpamaan yang ditulis pada bangian sebelumnya (Mat 21:33-41); maksudnya juga sama. Raja itu ialah Allah, perjamuan kawin melambangkan kebahagiaan di zaman Mesias, sedangkan anak raja melambangkan seorang Mesias (Tuhan Yesus); hamba-hamba yang disuruh raja ialah para nabi dan rasul; para undangan yang tidak mengindahkan undangan atau menganiaya hamba-hamba raja itu orang Yahudi yang menolak Tuhan Yesus, sedangkan mereka yang dikumpulkan dari jalan adalah orang berdosa dan kaum kafir; kota yang terbakar ialah Yerusalem yang dimusnahkan.
Mulai dengan Mat 22:11 arah pembicaraan sudah bergeser dan menceritakan  mengenai penghakiman terakhir. Matius menggabungkan dua perumpamaan, sebagian serupa dengan perumpamaan dalam Lukas 14:16-24. Adapun makna dalam Mat 22:11; siapa yang menanggapi undangan harus memakai pakaian pesta perkawinan, artinya: setiap orang yang mengaku percaya harus hidup benar. Perhatikan pada ayat-ayat berikut:
1.      Matius 3:8 (...
2.      Matius 5:20 (...
3.      Matius 7:21 (...
4.      Matius 13:47-dst. (...
5.      Mat 21:28 dst. (...
Pada ayat 14 memiliki banyak kesamaan arti dengan pengertian “sedikit” pada bagian Alkitab yang lain. Sebagai contoh, di dalam Matius 7:13, Ia telah berkata, "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya." Ini adalah pernyataan yang maknanya sama persis dengan yang ada di dalam Matius 22:14.
Tuhan Yesus juga terus mengucapkan hal yang serupa dengan ini di dalam Matius 9:37: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Hanya sedikit orang yang ikut ambil bagian di dalam pekerjaan Tuhan. Sebagian besar pekerja, mereka tidak ditemukan. Anda tentunya akan bertanya, "Apakah tidak ada orang Kristen?" Tentu saja tidak begitu halnya. Lalu mengapa jumlah pekerjanya hanya sedikit? Mengapa hanya sedikit orang yang terlibat di dalam melayani Tuhan - bekerja di dalam kebun anggur Tuhan - jika kita semua mendapat panggilan untuk melayani?
Dan kita akan menemukan lagi ide tentang "sedikitnya" jumlah pekerja ini di dalam 1 Petrus 3:20. Ada begitu banyak manusia di zaman Nuh namun hanya delapan orang yang diselamatkan. Delapan orang saja dari seluruh angkatan itu. Kita juga tidak boleh lupa bahwa dari seluruh angkatan - sekitar dua juta orang - yang keluar dari Mesir, hanya dua orang yang diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian. Yang lain dibinasakan akibat ketidak-percayaan mereka sekalipun mereka telah menanggapi panggilan untuk keluar dari Mesir, bahkan sekalipun mereka disebut sebagai umat Allah, umat perjanjian Allah, umat yang dipanggil oleh Allah.
Di dalam Wahyu 3:4, kita juga mendapati hal yang sama. Hanya sedikit jemaat yang tetap setia kepada Tuhan. Jemaat yang lainnya telah menjadi tidak setia. Jadi, marilah kita berlomba-lomba untuk tetap mempertahankan kesetiaan kita kepada Allah.


Bekerja Dalam Kasih



Pada suatu kali saya mendengar beberapa Rumah Sakit Kristen swasta di pulau Jawa bagian Utara ada yang sudah almarhum, dan ada sebagian lagi mati suri (hidup segan mati tak mau). Setelah diselidiki, penyebab utama dari kehancuran RS tersebut adalah karena mengalami krisis kasih dalam tubuh organisasinya. Sebagai contoh; Korupsi sudah masuk dalam organisasi RS seperti penyakit kangker. Kesopanan dan kesabaran sudah jarang ditunjukkan kepada pasien. Penanganan pasien yang jauh dari standart. Hal ini mengakibatkan kurangnya kepercayaan publik terhadap RS tersebut dan membuatnya menjadi almarhum.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan, dari kasus tersebut, kita dapati bahwa kasih itu penting untuk diwujudkan dalam pekerjaan kita. Kasih itu harus dilakukan. Kasih itu harus dinyatakan. Mengapa? Karena kita ini adalah umat kepunyaan Allah yang diselamatkan dengan kasih yang begitu besar melalui pengorbanan Tuhan Yesus. Dan oleh karenanya kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Dan tanda dari anak-anak Allah adalah kasih. Dan kasih itulah yang membuat kita terus hidup menikmati damai sorgawi di bumi. Kasih itulah yang membuat kita menjadi kuat.
Oleh karena itu saya percaya bahwa kita semua menginginkan tempat dimana kita bekerja, bisa berkembang dan maju mencapai visi yang ditetapkan. Saya yakin kita semua menginginkan adanya kemajuan dan kesejahteraan di tempat kita bekerja. Saya percaya kita rindu menghasilkan suatu karya yang baik bagi kesejahteraan umat manusia. Tetapi pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan? Apakah dengan keahlian saja belum cukup? Saudara-saudara, keahlian saja tidak cukup. Perhatikan. Untuk mencapai semua perkembangan dan kemajuan yang baik dalam pekerjaan kita, kita harus melakukan pekerjaan kita dalam kasih.
Mari kita baca bersama-sama dari I Korintus 16:14.
Kata kasih yang dipakai dalam ayat ini memakai kata agape. Kita mengetahui bersama bahwa kata agape berarti kasih yang tulus tanpa pamprih. Sebagai contohnya, ketika seseorang memberikan pertolongan tanpa memikirkan untuk meminta balasannya. Namun dijaman sekarang banyak tipu muslihat, bagaimana kita harus memberikan pertolongan? Berikanlah pertolongan dengan memohon perlindungan Tuhan supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan. Pada waktu saya baru dua hari di Makassar, sepulang dari pelayanan saya melewati sebuah jalan. Mobil saya jalan tidak terlalu kencang, dan saya lihat ada tangan yang dilambaikan. Lalu saya berhenti, dan saya tanya mau kemana mbak? Dia jawab, terserah mau dibawa ke mana aja, aku ngikut ajah.... waduh, saya pikir ada yang tidak beres ini. Dan saya menutup kaca mobil lalu saya pergi. Setelah saya tanyakan ke teman-teman, ternyata disitu tempat nongkrongnya kupu2 malam. Haduh, untung tidak masuk perangkap. Saudara kita memang harus mengasihi, namun kita perlu berhati-hati supaya tidak terjebak dalam perangkap setan. Kendati demikian, jangan juga kita terlalu berhati-hati sehingga kita tidak mau menolong orang. Bila demikian, bagaimana caranya supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan? ungkapkanlah kasih dengan cara yang benar sesuai firman Tuhan.
Selanjutnya, ketika kita bekerja dalam kasih. Kadang kala yang dihadapi adalah kumpulan pencemooh. Ketika kita bekerja dengan kasih, kadang ada rang yang mencemooh dan menyepelekan pekerjaan kita. Bahkan memandang hina bila kita menolong seseorang yang kurang mampu. Saudara, janganlah berhenti mengasihi meskipun banyak masalah yang akan kita hadapi saat menyatakan kasih. Sebab kasih itu seperti virus. Senjata apapun tak akan bisa menghancurkannya. Kebencian sebesar apapun tak akan bisa menghalanginya. Kasih tak akan padam. Apabila kasih itu bisa dipadamkan ataupun duhancurkan maka, tak akan ada kekristenan yang sanggup bertahan, dan tak akan ada orang yang selamat. Maka bekerjalah dalam kasih, sebab kasih mengalahkan semua penghalang keberhasilan.
Terakhir, tetaplah bekerja dalam kasih; Bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai firman Tuhan. Sebab, dengan demikian kita akan dikenal sebagai anak-anak Allah. Diseluruh dunia kekristenan dikenal karena kasihnya yang terwujud. Semua orang disebut Kristen karena dia sanggup untuk bekerja dalam kasih. Saya percaya kita dimampukan untuk bekerja dalam kasih, sebab Allah akan berkenan atas pekerjaan kita. Karena itu bekerjalah dalam kasih, sebab dengan demikian kita dikenal sebagai anak-anak Allah.
Bekerja dalam kasih akan membuat tempat dimana kita bekerja menjadi maju, karena melalui tangan kita Tuhan berkarya mendatangkan keberhasilan. Mari kita bekerja dalam kasih, karena demikianlah yang dikehendaki Tuhan atas hidup kita.

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...