"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus
ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang
sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat
itu?
Matius 18:12
Sudah menjadi sebuah kebiasaan yang alamiah bagi gembala di
Israel, apabila mencari domba kepunyaannya yang tersesat. Bahkan mencarinya
sampai menemukannya. Secara jelas Yehezkiel menyampaikan kerinduan hati Allah
kepada umat-Nya Israel. Bahwa pada dasarnya Allah mengumpamakan diri sebagai
seorang gembala, dan umat israel adalah domba-domba-Nya. Yehezkiel
menyampaikan, bahwa: "Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan
domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari
dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku
akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala
tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan (Yeh.
34:11-12). Dengan demikian sudah menjadi kebiasaan alamiah, bila seorang
gembala mencari dombanya yang tersesat. Meskipun hanya satu saja yang
terhilang, seorang gembala akan tetap mencarinya sampai menemukan. Bahkan
penggambaran seorang nabi Yesaya tentang hubungan Allah dengan umat-Nya, terlihat
sungguh akrab. Dapat dibayangkan bila domba digembalakan dan dihimpun dengan
penuh perhatian. Digambarkan seperti anak-anak domba yang dipangku-Nya dan
seperti induk-induk domba yang dituntun dengan hat-hati, demikian pula keadaan
umat di bawah penggembalan Allah. Betapa indahnya, dan berbahagianya
penggembalaan yang dari Allah. Betapa Allah memperhatikan sampai sedetail
mungkin kebutuhan pada domba-Nya. Bukan hanya makanan yang menyehatkan tetapi
juga kasih sayang Allah berikan bagi umat-Nya.
Oleh karena kesetiaan Allah terhadap firman-Nya, maka Allah
sendiri yang mengambil segala resiko untuk menyelamatkan domba kepunyaan-Nya.
Bahkan, pengurbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib sungguh membuktikan akan
kesetiaan-Nya dalam melindungi kawanan domba-Nya dari kebinasaan maut. Tentu,
Allah bukanlah gembala yang biasa namun kenyataannya Ia adalah Gembala Agung.
Kendati TUHAN adalah Gembala Agung, tetapi tugas penggembalaan didelegasikan
kepada orang-orang pilihan-Nya. Sebagaimana diketahui, dalam Alkitab disebutkan
ada para nabi, rasul-rasul, pengajar, penatua bahkan diaken. Semua orang yang
termasuk dalam jabatan tersebut, dilantik sendiri oleh Allah. Bukan hanya
dilantik, tetapi juga diperlengkapi Allah dengan karunia Roh, bahkan dituntun
oleh Roh Kudus. Oleh karenanya, awal mula pengangkatan 7 orang untuk membantu
tugas pelayanan para Rasul diserahkan kepada mereka yang dikenal penuh dengan
Roh Kudus. Dengan demikian, tugas penggembalaan ini buklanlah inisiatif dari
pribadi manusia tetapi karya Roh Allah sendiri. Oleh karena itu, para
penggembala yang dilantik oleh Tuhan harus memiliki kehidupan yang erat dengan
Tuhan. Kehidupan yang tenggelam dalam doa dan pemahaman Alkitab. Apabila para
penggembala memiliki kualitas rohani yang demikian, tentunya firman Allah akan
mengalir melalui hidupnya dan memberkati banyak orang. Bahkan Allah sendiri
akan menggerakkan orang tersebut untuk mencari yang terhilang.
Oleh karena itu, Allah tidak sembarangan melantik para
pelayan Tuhan. Ada yang benar-benar dilantik dan dekat dengan Allah, namun ada
pula yang hanya sekedar menjadi gembala upahan. Menjadi gembala upahan, karena
dari mulanya tidak menjalin hubungan baik dengan Allah. Sehingga hatinya pun,
jauh dari hati seorang gembala. Seorang gembala beberapa kali digambarkan dalam
Alkitab, untuk menunjukkan tugas para hamba Tuhan. Ada pemahaman menarik yang
tertulis dalam Matius 18:12. Seorang gembala akan benar-benar meninggalkan 99
ekor dombanya yang tidak tersesat, dan mencari satu saja dombanya yang terhilang.
Perhatikan, hanya demi satu dombanya yang terhilang ia siap menempuh berbagai
rintangan demi mendapatkan kembali seekor dombanya. Akan tetapi ini bukanlah
perbuatan gegabah, ia sudah memastikan keamanan 99 ekor dombanya dan pasti akan
pergi untuk menemukan dombanya yang hilang. Ia tidak menunda dengan berbagai
alasan untuk mencari yang hilang. Ini adalah sebuah perbuatan dengan sifat
segera dilaksanakan. Sungguh ini adalah teladan baik yang diberikan Tuhan
Yesus, untuk menggambarkan keberadaan gembala-gembala yang dilantik oleh Tuhan.
Baiklah dalam jemaat Tuhan dimunculkan gembala-gembala bagi kawanan domba. Yang
tidak menunda untuk mencari yang terhilang, dan tidak melalaikan kawanan.
Tetapi yang sungguh menyediakan hati, jiwa dan akal budi untuk dipakai Allah
mencari dan menemukan yang terhilang.