Kamis, 26 Februari 2015

Persembahkanlah yang Terbaik (Maleakhi 1:14)

Nabi Maleakhi menuliskan firman Allah untuk menegur bangsa Israel, sekitar tahun 430-420 SM. Pada tahun tersebut, bangsa Israel telah dimerdekakan dari penjajahan bangsa Persia. Akan tetapi yang menjadi permasalahannya adalah iman dari bangsa Israel. Iman dari orang-orang Israel mengalami kemunduran. Sehingga berakibat pada penyembahan kepada Allah yang acuh tak acuh. Dalam kehidupan sebagai umat Allah, bangsa Israel telah meragukan Firman Allah, mengabaikan ibadah yang berkenan, dan memberikan persembahan yang tidak layak. Perasaan hormat dan kasih kepada Allah telah memudar. Oleh karena itu melalui nabi Maleakhi, Allah berfirman kepada bangsa Israel untuk kembali kepada Tuhan dan memegang perjanjian-Nya dengan hati yang tulus serta taat. Salah satu peringatan keras dari Tuhan ialah berkenaan dengan persembahan.
Bangsa Israel pada waktu itu, menghaturkan persembahan kepada Tuhan tanpa hormat. Kepada bupati, mereka memberikan yang terbaik sebagai upeti atau hadiah (1:8). Namun, kepada Allah mereka memberikan persembahan yang cacat. Bukan kawanan domba jantan yang terbaik, namun seekor binatang buta, timpang, dan sakit. Melihat perbuatan tersebut Allah begitu murka, sehingga memberikan peringatan keras kepada bangsa Israel. Dengan menyampaikan firman: “Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan(ay.14). Bahkan dalam pasal 3:9, Tuhan menyatakan bahwa bangsa Israel sudah kena kutuk oleh karena penipuan dalam hal persembahan. Hal serupa juga pernah terjadi pada masa para rasul ketika mendidik jemaat dalam hal persembahan. Peristiwa yang tercatat ialah Ananias dan Safira, kedua orang tersebut meninggal seketika oleh karena ketidakjujuran dalam hal persembahan kepada Allah (Kis.5:1-10). Ketika seseorang dikatakan kena kutuk, berarti hidupnya jauh dari berkat Allah. Bahkan lautan api neraka menjadi bagiannya (Wahyu 21:8).

Melalui teguran nabi Maleakhi terhadap bangsa Israel, kita mendapatkan pengajaran berharga dalam hal persembahan. Persembahan bagi Tuhan haruslah terbaik menurut rezeki yang Tuhan telah limpahkan pada masing-masing pribadi. Sebab berkat yang terbaik telah diberikan bagi kita, yakni keselamatan melalui iman kepada Tuhan Yesus. Bahkan Allah akan tetap mencukupi kebutuhan sehari-hari (Mzm 11:5) dan mengasihi bagaikan bapa mengasihi anak yang melayaninya (3:17). Marilah kita menghaturkan persembahan terbaik bagi Tuhan bukan karena takut dikutuk, tetapi karena kita mengasihi dan menghormati Allah. Karena persembahan terbaik bukan hanya dinilai dari jumlahnya yang sesuai dengan rezeki, namun juga ketulusan hati dari kita yang mempersembahkan. Diberkatilah kita yang bersedia mempersembahkan persembahan terbaik bagi Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...