Rabu, 25 Februari 2015

Mengkhususkan Hari Minggu Keluaran 20:8-11


Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menyatakan bahwa manusia harus berjerih lelah  mencari rezeki dengan cara bekerja di atas muka bumi (Kej. 3:17-19). Bahkan sampai saat ini Allah memberkati setiap orang yang bekerja, dengan rezeki yang cukup bahkan lebih. Allah tetap memberikan matahari, hujan, dan panas kepada setiap orang yang baik maupun tidak (Mat.5:45). Namun oleh karena jerih lelah yang dilakukan, terkadang membuat seseorang lupa bahwa berkat datangnya dari Tuhan. Oleh karena mengutamakan kegemaran mencari rezeki, akhirnya terjatuh ke dalam berbagai masalah kehidupan. Maka tidak jarang, seseorang yang sukses dalam pekerjaan, tetapi keluarganya bermasalah. Kesehatannya memburuk, sehingga damai sejahtera jauh dari hatinya. Ibarat tikus yang perlahan-lahan mati diatas tumpukan beras. Selain itu adapula yang menjadi stress hingga membutuhkan Rumah Sakit Jiwa, karena menghadapi kebangkrutan. Terkadang keadaan seperti itulah yang ada akhirnyadialami oleh seseorang yang terlalu gemar mencari mencari rezeki.
 Tentu kehidupan yang terlalu senang mencari uang akan membawa musibah. Oleh karena itu, Tuhan memberikan solusi yang terbaik bagi setiap orang di bumi. Dalam firman-Nya Tuhan Allah memberikan jalan keluar, sehingga kehidupan manusia tetap merasakan damai sejahtera ditengah kerja keras yang dilakukan. Yakni mengingat akan hari sabat dan mengkhususkannya bagi Tuhan (ay. 8). Enam hari lamanya setiap orang boleh bekerja, namun pada hari ketujuh adalah hari perhentian (ay.10). Ketetapan Tuhan ini ditaati oleh bangsa Israel, sehingga para pekerja dan budak mendapatkan hari untuk beristirahat dari pekerjaannya (Kel. 23:12; Ul. 5:14). Meskipun ada perbedaan pemahaman antara penganut Advent dan Protestan dalam hal hari sabat, bagi kita di Indonesia hari ketujuh ditetapkan pada hari Minggu. Dengan demikian tidak ada masalah tentang hari, apakah sabat itu Sabtu atau Minggu, yang penting adalah kesediaan untuk mengkhususkan hari sabat untuk Tuhan. Mengapa hari Minggu (sabat) harus dikhususkan bagi Tuhan? Karena pada hari itulah setiap orang percaya dapat merasakan secara khusus damai dan pemulihan dari Tuhan di Rumah Tuhan. Tuhan sendiri berjanji bahwa di Rumah Tuhan, Tuhan akan memberikan damai sejahtera (bg. Hagai 2:10).

Selain itu, Allah juga menegaskan bahwa pada hari yang ketujuh Allah mencurahkan berkat kepada ciptaan-Nya (ay.11). Dilihat secara psikologis, setiap orang yang bersedia mengkhususkan hari Minggu untuk rehat sejenak dari kesibukanya bekerja, akan mendapatkan kesegaran dalam  pikirannya kembali. Bahkan masalah yang terjadi dalam keluarga mendapatkan tempat untuk bersama-sama dicarikan solusinya. Namun yang terutama ialah, hubungan dengan Tuhan dapat menjadi semakin erat. Ketika kita bersedia mengkhususkan hari Minggu bagi-Nya, Tuhan memulihkan jiwa kita yang sakit, dan memuaskan kembali dahaga rohani setelah selama enam hari berjerih lelah. Dengan demikian marilah bersama kita khususkan hari Minggu untuk Tuhan demi kebaikan keluarga, diri sendiri dan masa depan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...