Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menyatakan
bahwa manusia harus berjerih lelah
mencari rezeki dengan cara bekerja di atas muka bumi (Kej. 3:17-19).
Bahkan sampai saat ini Allah memberkati setiap orang yang bekerja, dengan
rezeki yang cukup bahkan lebih. Allah tetap memberikan matahari, hujan, dan
panas kepada setiap orang yang baik maupun tidak (Mat.5:45). Namun oleh karena
jerih lelah yang dilakukan, terkadang membuat seseorang lupa bahwa berkat
datangnya dari Tuhan. Oleh karena mengutamakan kegemaran mencari rezeki,
akhirnya terjatuh ke dalam berbagai masalah kehidupan. Maka tidak jarang,
seseorang yang sukses dalam pekerjaan, tetapi keluarganya bermasalah.
Kesehatannya memburuk, sehingga damai sejahtera jauh dari hatinya. Ibarat tikus
yang perlahan-lahan mati diatas tumpukan beras. Selain itu adapula yang menjadi
stress hingga membutuhkan Rumah Sakit Jiwa, karena menghadapi kebangkrutan.
Terkadang keadaan seperti itulah yang ada akhirnyadialami oleh seseorang yang
terlalu gemar mencari mencari rezeki.
Tentu
kehidupan yang terlalu senang mencari uang akan membawa musibah. Oleh karena
itu, Tuhan memberikan solusi yang terbaik bagi setiap orang di bumi. Dalam
firman-Nya Tuhan Allah memberikan jalan keluar, sehingga kehidupan manusia
tetap merasakan damai sejahtera ditengah kerja keras yang dilakukan. Yakni mengingat
akan hari sabat dan mengkhususkannya bagi Tuhan (ay. 8). Enam hari lamanya
setiap orang boleh bekerja, namun pada hari ketujuh adalah hari perhentian
(ay.10). Ketetapan Tuhan ini ditaati oleh bangsa Israel, sehingga para pekerja
dan budak mendapatkan hari untuk beristirahat dari pekerjaannya (Kel. 23:12; Ul. 5:14). Meskipun ada perbedaan pemahaman antara penganut Advent
dan Protestan dalam hal hari sabat, bagi kita di Indonesia hari ketujuh
ditetapkan pada hari Minggu. Dengan demikian tidak ada masalah tentang hari,
apakah sabat itu Sabtu atau Minggu, yang penting adalah kesediaan untuk
mengkhususkan hari sabat untuk Tuhan. Mengapa hari Minggu (sabat) harus
dikhususkan bagi Tuhan? Karena pada hari itulah setiap orang percaya dapat
merasakan secara khusus damai dan pemulihan dari Tuhan di Rumah Tuhan. Tuhan
sendiri berjanji bahwa di Rumah Tuhan, Tuhan akan memberikan damai sejahtera
(bg. Hagai 2:10).
Selain
itu, Allah juga menegaskan bahwa pada hari yang ketujuh Allah mencurahkan
berkat kepada ciptaan-Nya (ay.11). Dilihat secara psikologis, setiap orang yang
bersedia mengkhususkan hari Minggu untuk rehat sejenak dari kesibukanya bekerja,
akan mendapatkan kesegaran dalam pikirannya
kembali. Bahkan masalah yang terjadi dalam keluarga mendapatkan tempat untuk
bersama-sama dicarikan solusinya. Namun yang terutama ialah, hubungan dengan
Tuhan dapat menjadi semakin erat. Ketika kita bersedia mengkhususkan hari
Minggu bagi-Nya, Tuhan memulihkan jiwa kita yang sakit, dan memuaskan kembali
dahaga rohani setelah selama enam hari berjerih lelah. Dengan demikian marilah
bersama kita khususkan hari Minggu untuk Tuhan demi kebaikan keluarga, diri
sendiri dan masa depan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar