Pendahuluan
Mengikuti sakramen Perjamuan Kudus,
sebenarnya menjadikan seseorang menerima berkat Allah. Akan tetapi, terkadang apa
yang terjadi bukanlah demikian. Sebagaimana yang terjadi pada jemaat di
Korintus. Permasalahannya ialah, jemaat pada waktu itu tidak lagi menghormati
hadirat Allah dalam Perjamuan Kudus (ay. 17, 21). Sehingga mendatangkan kesusahan
dalam hidup mereka sendiri (ay. 30). Oleh karena itu, sikap menghormati hadirat
Allah dalam perjamuan Kudus adalah penting. Sebab dengan sikap demikian, Allah
berkenan melimpahkan berkat-Nya bagi setiap orang percaya.
Apabila demikian, apa yang dapat kita lakukan? Supaya diri kita kedapatan menghormati
hadirat Allah dalam mengikuti sakramen Perjamuan Kudus? Yang pertama ialah:
1.
Mengingat
akan Pengurbanan Kristus (ay.25)
Dengan mengingat pengurbanan Kristus di
kayu salib, kita dituntun untuk mengerti siapa sejatinya diri kita. Pada
hakekatnya kita adalah umat yang ditebus oleh Tuhan melalui pengurbanan
Kristus. Tanpa pengurbanan Kristus, mustahil kita dapat diselamatkan. Dengan
pengurbanan Kristus, kita dapat diangkat menjadi anak-anak Allah. Sehingga
segala janji berkat dalam Kristus, dilimpahkan bagi setiap kita yang
mengasihi-Nya (Rom. 8:17). Perlu diingat bahwa dalam Perjamuan Kudus, berita
tentang penebusan oleh Kristus senantiasa diwartakan. Berita tentang penebusan
oleh Kristus mengingatkan akan keselamatan yang tercurah bagi kita. Berita tentang
keselamatan yang telah dilimpahkan kepada kita, bukanlah berita biasa namun
luar biasa penting. Dengan mengingat akan pengurbanan Kristus bagi kita, maka
tidak ada alasan lagi untuk tidak menghormati hadirat Allah dalam Perjamuan
Kudus. Seorang
anak senantiasa bersikap hormat kepada orang tuanya. Dikarenakan, anak ini
mengingat akan usaha keras orang tuanya demi mencukupi kebutuhan keluarga. Demikian
juga kita akan bersikap khidmat dan menyadari kehadiran Allah, dalam mengikuti sakramen
Perjamuan Kudus. Karena kita senantiasa mengingat, bahwa kita ini adalah umat
Allah yang sudah ditebus dengan darah Kristus Yesus.
Selain mengingat akan pengurbanan Kristus, apa yang harus kita lakukan supaya
kedapatan menghormati hadirat Allah dalam mengikuti sakramen Perjamuan Kudus?
Selanjutnya ialah:
2.
Menguji
Diri (ay. 28)
Kata ‘menguji’
pada ayat 28, menggunakan kata dokimazo yang berarti: menguji, memeriksa, membuktikan, meneliti dengan cermat (untuk melihat
apakah suatu hal itu asli atau tidak). Pengertian kata ‘menguji’ pada ayat 28, juga memiliki
hubungan dengan II Korintus 13:5, demikian: “Ujilah diri
Saudara. Apakah Saudara benar-benar orang Kristen? Apakah Saudara lulus dalam
ujian itu? Apakah Saudara makin lama makin merasakan kehadiran dan kuasa
Kristus di dalam Saudara? Atau apakah Saudara hanya berpura-pura saja menjadi
orang Kristen, padahal sebenarnya Allah sudah menolak Saudara?”(Terj. Alkitab
Firman Allah Yang Hidup). Dengan memperhatikan kedua ayat tersebut, maka dapat
dipahami bersama bahwa “menguji diri” berarti memeriksa kemurnian iman dalam
diri prbadi. Apakah iman kita murni dihadapan Allah? Apakah kita masih
mempercayakan diri kepada Tuhan Yesus? Ataukah kita sudah menyangkal Tuhan
Yesus melalui perbuatan kita?
Perlu diingat,
setiap orang yang percaya dengan sungguh-sungguh mengakui bahwa Allah hadir
dalam sakramen Perjamuan Kudus. Pemahaman demikian bukanlah hal mistis, tetapi
merupakan keyakinan iman bahwa Allah
berkenan hadir dalam ibadah yang kudus.
Ada
seseorang yang mengadakan syukuran. Dia telah mengundang banyak tamu untuk
hadir dalam acara yang dibuatnya. Untuk menghormati tamu yang diundang, dia
pasti mempersiapkan diri (mandi, memakai pakaian yang santun) dan memeriksa
semuanya sebelum acara dimulai. Demikian juga kita dalam menghormati kehadiran
Allah di sakramen Perjamuan Kudus. Kita pasti mempersiapkan diri sebaik mungkin
dengan memeriksa kehidupan diri dan
memperbaiki kekurangannya. Dengan
demikian, marilah kita bersama-sama menguji diri kita. Apakah perbuatan dan
hidup kita menunjukkan bahwa kita adalah orang percaya? Apabila perbuatan
sehari-hari kita sudah menunjukkan adanya kasih, marilah kita bersyukur.
Apabila belum, marilah kita menghadap Tuhan dan memohon pengampunan-Nya.
Apabila kita masih berseteru dengan sesama kita, marilah kita berdamai dan
memohon pengampunan Tuhan. Hendaklah kita menguji diri kita.
Undangan:
Mengikuti
Perjamuan Kudus bukanlah sekedar makan roti dan minum anggur lambang daging dan
darah Kristus. Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita mengikuti Perjamuan
Kudus dengan sikap hati yang menghormati hadirat Allah. Dengan cara mengingat
akan pengurbanan Kristus dan juga menguji diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar