Kamis, 26 Februari 2015

Menghormati Hadirat Allah - I Korintus 11:17-32

Pendahuluan
Mengikuti sakramen Perjamuan Kudus, sebenarnya menjadikan seseorang menerima berkat Allah. Akan tetapi, terkadang apa yang terjadi bukanlah demikian. Sebagaimana yang terjadi pada jemaat di Korintus. Permasalahannya ialah, jemaat pada waktu itu tidak lagi menghormati hadirat Allah dalam Perjamuan Kudus (ay. 17, 21). Sehingga mendatangkan kesusahan dalam hidup mereka sendiri (ay. 30). Oleh karena itu, sikap menghormati hadirat Allah dalam perjamuan Kudus adalah penting. Sebab dengan sikap demikian, Allah berkenan melimpahkan berkat-Nya bagi setiap orang percaya.

        Apabila demikian, apa yang dapat kita lakukan? Supaya diri kita kedapatan menghormati hadirat Allah dalam mengikuti sakramen Perjamuan Kudus? Yang pertama ialah:

1.           Mengingat akan Pengurbanan Kristus (ay.25)
Dengan mengingat pengurbanan Kristus di kayu salib, kita dituntun untuk mengerti siapa sejatinya diri kita. Pada hakekatnya kita adalah umat yang ditebus oleh Tuhan melalui pengurbanan Kristus. Tanpa pengurbanan Kristus, mustahil kita dapat diselamatkan. Dengan pengurbanan Kristus, kita dapat diangkat menjadi anak-anak Allah. Sehingga segala janji berkat dalam Kristus, dilimpahkan bagi setiap kita yang mengasihi-Nya (Rom. 8:17). Perlu diingat bahwa dalam Perjamuan Kudus, berita tentang penebusan oleh Kristus senantiasa diwartakan. Berita tentang penebusan oleh Kristus mengingatkan akan keselamatan yang tercurah bagi kita. Berita tentang keselamatan yang telah dilimpahkan kepada kita, bukanlah berita biasa namun luar biasa penting. Dengan mengingat akan pengurbanan Kristus bagi kita, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak menghormati hadirat Allah dalam Perjamuan Kudus. Seorang anak senantiasa bersikap hormat kepada orang tuanya. Dikarenakan, anak ini mengingat akan usaha keras orang tuanya demi mencukupi kebutuhan keluarga. Demikian juga kita akan bersikap khidmat dan menyadari kehadiran Allah, dalam mengikuti sakramen Perjamuan Kudus. Karena kita senantiasa mengingat, bahwa kita ini adalah umat Allah yang sudah ditebus dengan darah Kristus Yesus.

       Selain mengingat akan pengurbanan Kristus, apa yang harus kita lakukan supaya kedapatan menghormati hadirat Allah dalam mengikuti sakramen Perjamuan Kudus? Selanjutnya ialah:


2.           Menguji Diri (ay. 28)
        Kata ‘menguji’ pada ayat 28, menggunakan kata dokimazo yang berarti: menguji, memeriksa, membuktikan, meneliti dengan cermat (untuk melihat apakah suatu hal itu asli atau tidak). Pengertian kata ‘menguji’ pada ayat 28, juga memiliki hubungan dengan II Korintus 13:5, demikian: “Ujilah diri Saudara. Apakah Saudara benar-benar orang Kristen? Apakah Saudara lulus dalam ujian itu? Apakah Saudara makin lama makin merasakan kehadiran dan kuasa Kristus di dalam Saudara? Atau apakah Saudara hanya berpura-pura saja menjadi orang Kristen, padahal sebenarnya Allah sudah menolak Saudara?”(Terj. Alkitab Firman Allah Yang Hidup). Dengan memperhatikan kedua ayat tersebut, maka dapat dipahami bersama bahwa “menguji diri” berarti memeriksa kemurnian iman dalam diri prbadi. Apakah iman kita murni dihadapan Allah? Apakah kita masih mempercayakan diri kepada Tuhan Yesus? Ataukah kita sudah menyangkal Tuhan Yesus melalui perbuatan kita?
Perlu diingat, setiap orang yang percaya dengan sungguh-sungguh mengakui bahwa Allah hadir dalam sakramen Perjamuan Kudus. Pemahaman demikian bukanlah hal mistis, tetapi merupakan  keyakinan iman bahwa Allah berkenan hadir dalam ibadah yang kudus.
        Ada seseorang yang mengadakan syukuran. Dia telah mengundang banyak tamu untuk hadir dalam acara yang dibuatnya. Untuk menghormati tamu yang diundang, dia pasti mempersiapkan diri (mandi, memakai pakaian yang santun) dan memeriksa semuanya sebelum acara dimulai. Demikian juga kita dalam menghormati kehadiran Allah di sakramen Perjamuan Kudus. Kita pasti mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan memeriksa  kehidupan diri dan memperbaiki kekurangannya. Dengan demikian, marilah kita bersama-sama menguji diri kita. Apakah perbuatan dan hidup kita menunjukkan bahwa kita adalah orang percaya? Apabila perbuatan sehari-hari kita sudah menunjukkan adanya kasih, marilah kita bersyukur. Apabila belum, marilah kita menghadap Tuhan dan memohon pengampunan-Nya. Apabila kita masih berseteru dengan sesama kita, marilah kita berdamai dan memohon pengampunan Tuhan. Hendaklah kita menguji diri kita.

Undangan:

Mengikuti Perjamuan Kudus bukanlah sekedar makan roti dan minum anggur lambang daging dan darah Kristus. Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita mengikuti Perjamuan Kudus dengan sikap hati yang menghormati hadirat Allah. Dengan cara mengingat akan pengurbanan Kristus dan juga menguji diri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...