Pembahasan yang belum ada titik
temunya kadang kala menjemukan. Perdebatan yang kian meruncing, bisa jadi
menimbulkan perpecahan gereja. Bahkan ada kalanya, pelayanan gereja menjadi mandeg hanya karena ketidak selarasan pendapat dalam
hal musik. Ada yang berpendapat bahwa musik band (drum, gitar bass, gitar
elektrik, keyboard, singers, dll) lebih bersemangat dan mendatangkan sukacita
di hati. Ada pula yang menyatakan bahwa iringan musik klasik (piano, orgel,
biola, paduan suara) merupakan iringan musik yang membawa jemaat menikmati
keteduhan bersama Tuhan. Apabila ditanya, saya lebih memilih iringan musik yang
kedua. Mengapa demikian? Alasan saya sederhana saja. Sebab dalam ibadah
memerlukan suasana yang teduh, khidmat dan teratur. Oleh karenanya saya lebih
suka iringam musik klasik dalam gereja. Apabila demikian, bagaimana dengan
iringan musik band? Apakah musik tersebut tidak cocok untuk dipakai dalam
ibadah gerejawi?. Tentu ada yang berpendapat bahwa iringan musik band lebih
cocok untuk mengiringi dalam sebuah ibadah. Namun dapat diketahui bersama,
bahwa dalam menggunakan musik band sebagai pengiring ibadah akan memerlukan
kerja keras untuk mewujudkan suasana teduh, khidmat dan teratur.
Namun demikian, bukan berarti
musik band itu tidak bisa dipakai untuk memuji Tuhan. Sebenarnya bisa, asalkan
tetap memegang kaidah-kaidah dalam mengiringi pujian gerejawi. Sebagai contoh,
menghindari iringan aliran rock. Tentu alasannya sangat jelas, musik rock tidak
akan pernah membuat perasaan kita tenang ataupun teduh. Justru sebaliknya,
adrenalin kita dipacu dan jantung akan berdetak dengan cepat. Memang bagi
sebagian orang, musik rock akan memberikan semangat pada dirinya untuk tetap
terjaga. Secara pribadi, saya tidak anti mendengarkan musik rock. Sebagaimana
bila dalam perjalanan jauh, saya membutuhkan pemicu adrenalin saya agar tetap
semangat. Maka salah satu caranya, saya perdengarkan musik rock. Tentu tidak
sembarang musik rock. Sebab ada band musik rock yang tidak jelas syairnya dan
cara bermain musik yang hanya seperti luapan amarah. Kalau musik Indonesia,
saya suka beberapa lagu God Bless dan Gong 2000. Tidak semuanya saya suka,
hanya beberapa. Mengapa? Karena tidak semua lagu memiliki ritme dan aransemen
yang memacu semangat. Kemudian, bagaimana keterkaitan dengan ibadah? Tentu saja
dalam ibadah, kita tidak sedang meluapkan amarah, ataupun meneriaki Tuhan (awit Gusti mboten sare). Namun
sebaliknya, kita sedang menyembah Tuhan dan bersuka di hadapan Tuhan. Oleh
karenanya, musik band bisa dipakai mengiringi ibadah asalkan menghindari aliran
rock; yang hanya mencari semangat sampai terkadang melupakan penyembahan dan
kesukaan yang kudus dihadapan Tuhan. Kalau hanya untuk menambah semangat musik
rock bisa menjadi alternatif, namun bila ingin menemukan kesegaran dan
pemulihan jiwa; keteduhan musik klasik dapat memberikannya.
Selanjutnya bagaimana dengan
aliran dangdut? Sebenarnya tidak ada masalah dengan musik dangdut. Akan tetapi
prinsipnya sama, ketika musik dangdut menjamin tidak akan membuat orang
bergoyang dengan begitu seksi dan menggairahkan dalam ibadah, maka sah-sah
saja. Tetapi kenyataannya, ketika musik dangdut diperdengarkan maka keinginan
bergoyang pun akan muncul. Adapula musik dangdut yang tidak menstimulasi orang
untuk bergoyang, namun iransemennya menyayat hati. Tetap saja, iringan musik
dangdut tidak pas jika dipakai dalam ibadah. Tentu dapat dimengerti bersama
bahwa dalam ibadah, kita tidak sedang menstimulasi hawa nafsu duniawi kita. Dalam
ibadah itupun tidak sedang mempertontonkan keseronokan tubuh melalui goyang
pinggul. Maka, alangkah baiknya bila hasrat yang kudus itu memenuhi hati ketika
beribadah kepada Tuhan. Dengan demikian, esensinya jelas.
Akhirnya kita perlu sebuah iringan
musik yang mengkondisikan suasana ibadah kudus dihadapan Tuhan. Tentunya bukan
aliran musik rock, bukan juga musik dangdut ataupun musik lainnya yang
mengurangi kekudusan. Dengan menggunakan musik klasik dalam ibadah, tentu semua
gairah yang tidak kudus serta amarah dapat dikendalikan. Nasihatnya sederhana
saja, pakailah musik yang mengkondisikan jemaat untuk menyembah kepada Tuhan.
Bukan untuk meluapkan amarah, kesombongan, ataupun keseronokan hawa nafsu,
tetapi penyembahan yang kudus dihadapan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar