Kamis, 26 Februari 2015

Iringan Musik dalam Gereja: Musik Band ataukah Klasik?


Pembahasan yang belum ada titik temunya kadang kala menjemukan. Perdebatan yang kian meruncing, bisa jadi menimbulkan perpecahan gereja. Bahkan ada kalanya, pelayanan gereja menjadi mandeg  hanya karena ketidak selarasan pendapat dalam hal musik. Ada yang berpendapat bahwa musik band (drum, gitar bass, gitar elektrik, keyboard, singers, dll) lebih bersemangat dan mendatangkan sukacita di hati. Ada pula yang menyatakan bahwa iringan musik klasik (piano, orgel, biola, paduan suara) merupakan iringan musik yang membawa jemaat menikmati keteduhan bersama Tuhan. Apabila ditanya, saya lebih memilih iringan musik yang kedua. Mengapa demikian? Alasan saya sederhana saja. Sebab dalam ibadah memerlukan suasana yang teduh, khidmat dan teratur. Oleh karenanya saya lebih suka iringam musik klasik dalam gereja. Apabila demikian, bagaimana dengan iringan musik band? Apakah musik tersebut tidak cocok untuk dipakai dalam ibadah gerejawi?. Tentu ada yang berpendapat bahwa iringan musik band lebih cocok untuk mengiringi dalam sebuah ibadah. Namun dapat diketahui bersama, bahwa dalam menggunakan musik band sebagai pengiring ibadah akan memerlukan kerja keras untuk mewujudkan suasana teduh, khidmat dan teratur.
Namun demikian, bukan berarti musik band itu tidak bisa dipakai untuk memuji Tuhan. Sebenarnya bisa, asalkan tetap memegang kaidah-kaidah dalam mengiringi pujian gerejawi. Sebagai contoh, menghindari iringan aliran rock. Tentu alasannya sangat jelas, musik rock tidak akan pernah membuat perasaan kita tenang ataupun teduh. Justru sebaliknya, adrenalin kita dipacu dan jantung akan berdetak dengan cepat. Memang bagi sebagian orang, musik rock akan memberikan semangat pada dirinya untuk tetap terjaga. Secara pribadi, saya tidak anti mendengarkan musik rock. Sebagaimana bila dalam perjalanan jauh, saya membutuhkan pemicu adrenalin saya agar tetap semangat. Maka salah satu caranya, saya perdengarkan musik rock. Tentu tidak sembarang musik rock. Sebab ada band musik rock yang tidak jelas syairnya dan cara bermain musik yang hanya seperti luapan amarah. Kalau musik Indonesia, saya suka beberapa lagu God Bless dan Gong 2000. Tidak semuanya saya suka, hanya beberapa. Mengapa? Karena tidak semua lagu memiliki ritme dan aransemen yang memacu semangat. Kemudian, bagaimana keterkaitan dengan ibadah? Tentu saja dalam ibadah, kita tidak sedang meluapkan amarah, ataupun meneriaki Tuhan (awit Gusti mboten sare). Namun sebaliknya, kita sedang menyembah Tuhan dan bersuka di hadapan Tuhan. Oleh karenanya, musik band bisa dipakai mengiringi ibadah asalkan menghindari aliran rock; yang hanya mencari semangat sampai terkadang melupakan penyembahan dan kesukaan yang kudus dihadapan Tuhan. Kalau hanya untuk menambah semangat musik rock bisa menjadi alternatif, namun bila ingin menemukan kesegaran dan pemulihan jiwa; keteduhan musik klasik dapat memberikannya.
Selanjutnya bagaimana dengan aliran dangdut? Sebenarnya tidak ada masalah dengan musik dangdut. Akan tetapi prinsipnya sama, ketika musik dangdut menjamin tidak akan membuat orang bergoyang dengan begitu seksi dan menggairahkan dalam ibadah, maka sah-sah saja. Tetapi kenyataannya, ketika musik dangdut diperdengarkan maka keinginan bergoyang pun akan muncul. Adapula musik dangdut yang tidak menstimulasi orang untuk bergoyang, namun iransemennya menyayat hati. Tetap saja, iringan musik dangdut tidak pas jika dipakai dalam ibadah. Tentu dapat dimengerti bersama bahwa dalam ibadah, kita tidak sedang menstimulasi hawa nafsu duniawi kita. Dalam ibadah itupun tidak sedang mempertontonkan keseronokan tubuh melalui goyang pinggul. Maka, alangkah baiknya bila hasrat yang kudus itu memenuhi hati ketika beribadah kepada Tuhan. Dengan demikian, esensinya jelas.
Akhirnya kita perlu sebuah iringan musik yang mengkondisikan suasana ibadah kudus dihadapan Tuhan. Tentunya bukan aliran musik rock, bukan juga musik dangdut ataupun musik lainnya yang mengurangi kekudusan. Dengan menggunakan musik klasik dalam ibadah, tentu semua gairah yang tidak kudus serta amarah dapat dikendalikan. Nasihatnya sederhana saja, pakailah musik yang mengkondisikan jemaat untuk menyembah kepada Tuhan. Bukan untuk meluapkan amarah, kesombongan, ataupun keseronokan hawa nafsu, tetapi penyembahan yang kudus dihadapan Tuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say No to Divorce !

If we pay attention to the divorce statistics in Indonesia, we may be interested in the facts. According to data from the Director General o...